Harga sapi di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Bojonegoro mengalami penurunan signifikan akibat dampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Belasan sapi dilaporkan mati di wilayah tersebut, yang turut memengaruhi penurunan permintaan dan harga sapi hidup di pasaran.
Di Pasar Hewan Banjarjo, Kecamatan Padangan, Bojonegoro, harga sapi turun sekitar 10 hingga 15 persen pada awal 2025 ini. Pedagang sapi setempat, Soleh, menyebutkan bahwa harga anak sapi yang biasanya dijual Rp10 juta hingga Rp13 juta kini hanya dihargai Rp8 juta sampai Rp9 juta.
“Permintaan turun drastis sejak libur akhir tahun, apalagi dengan adanya isu PMK ini,” ujar Soleh.
Penurunan harga tidak hanya terjadi di Pasar Hewan Banjarjo, Kecamatan Padangan, saja. Hal itu juga terjadi di Pasar Hewan Kedungbondo, Kecamatan Balen, Bojonegoro. Aktivitas jual beli di pasar-pasar ini tampak lebih sepi dibandingkan bulan sebelumnya. Pedagang mengaku kesulitan menarik minat pembeli, terutama karena kekhawatiran masyarakat terhadap dampak wabah PMK.
Wabah PMK yang melanda beberapa kabupaten di Jawa Timur, termasuk Madiun, Ngawi, Bondowoso, Banyuwangi, dan Ponorogo, menjadi salah satu faktor utama penurunan harga sapi. Selain menyebabkan kematian pada sapi, wabah ini juga menimbulkan kekhawatiran akan kualitas daging yang dijual di pasaran.
Menurut para pedagang, selain faktor wabah PMK, berkurangnya permintaan daging sapi pasca-libur akhir tahun turut memperburuk situasi. “Biasanya, pasca-libur panjang, pembelian sapi memang cenderung menurun, tetapi tahun ini lebih parah karena PMK,” tambah Soleh.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro diharapkan segera mengambil langkah untuk menangani dampak wabah ini. Upaya pencegahan penyebaran PMK, seperti vaksinasi dan edukasi kepada peternak, dinilai sangat penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas sapi lokal.
Dampak wabah ini tidak hanya merugikan para pedagang dan peternak, tetapi juga berpotensi memengaruhi perekonomian daerah secara keseluruhan. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, peternak, dan masyarakat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini.
Data dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa populasi sapi potong di Bojonegoro menjadi andalan Provinsi Jawa Timur. Jumlah sapi potong di Kabupaten Bojonegoro tercatat sebanyak 274.128 ekor, menempatkan Bojonegoro di urutan keempat se-Jawa Timur. Pada tahun 2018, Bojonegoro berada di urutan kedelapan, lalu naik ke urutan keenam, dan pada tahun 2022 naik lagi ke urutan keempat.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro pernah menggelar kontes dan pameran ternak di Pasar Hewan Desa Kedungbendo, Kecamatan Balen, pada Rabu 22 November 2023. Kontes dan pameran ternak diprakarsai Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bojonegoro, Catur Rahayu, cukup sukses ketika itu.
Penulis: Widiatmiko