Batik Kembang Sambiloto: Bangkit Usai Didera Pandemi

By akbarokah 3 Min Read
Batik Kembang Sambiloto: Bangkit Usai Didera Pandemi (Ilustrasi)
proses pelatihan batik di rumah produksi batik kembang sambiloto (foto: dewi wulan/ekonompedia)
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM-Batik adalah salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Keberagaman motif batik mencerminkan kekayaan budaya Nusantara, termasuk Batik Kembang Sambiloto yang mengusung motif tanaman khas Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro.

Batik Kembang Sambiloto diproduksi oleh Tatik bersama dengan Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Mereka berhasil bangkit dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19 beberapa tahun silam. Usaha batik ini pertama kali dirintis pada tahun 2020, namun sempat hampir berhenti beroperasi saat pandemi melanda.
“Saya bingung pada waktu itu, orang-orang nggak boleh keluar rumah, batik jadi nggak ada yang beli. Jadi kami hampir berhenti memproduksi batik. Tapi semangat membatik ibu-ibu masih ada, jadi sayang kalau bubar,” ujar Tatik kepada jurnalis Ekonompedia.com, Dewi Wulan, Minggu, 29 Desember 2024.

Bantuan Program Pengembangan Masyarakat

Pada November 2021, Kelompok Batik Kembang Sambiloto mendapatkan bantuan dari Program Pengembangan Masyarakat Pertamina EP Sukowati Field. Bantuan tersebut menjadi titik balik bagi usaha mereka.
“Awalnya kami bersama pemerintah Desa Sambiroto mengajukan proposal ke Pertamina. Alhamdulillah, bantuannya sangat membantu UMKM kecil seperti kami,” jelas Tatik.

- Advertisement -

Bantuan tersebut dimanfaatkan untuk memulai kembali produksi dan pemasaran Batik Kembang Sambiloto. Ratna, salah satu anggota kelompok, turut merasakan dampaknya.
“Alhamdulillah, karena ada bantuan dari Pertamina, kami jadi bisa produksi lagi. Lumayan buat nambah uang belanja,” ungkap Ratna.

Produksi dan Pelatihan Membatik

proses pengeringan batik bermacam macam motif di rumah produksi batik kembang sambiloto (foto;dewi wulan/ekonompedia)

Kelompok Batik Kembang Sambiloto tidak hanya kembali memproduksi batik tetapi juga membuka pelatihan membatik untuk pelajar. Hal ini membuat Batik Kembang Sambiloto semakin dikenal luas.
“Dulu awalnya kami memasarkan batik dari pintu ke pintu. Setelah pandemi berakhir, banyak sekolah yang ingin belajar membuat batik di sini. Dari situ, gurunya jadi pesan banyak batik untuk seragam,” tambah Tatik.

Ratna menjelaskan bahwa setiap hari mereka mampu memproduksi lima kain batik tulis dan sebelas kain batik cap. Harga kain batik bervariasi mulai dari Rp150 ribu hingga Rp250 ribu per lembar. Dalam sebulan, kelompok ini mampu menjual hingga 90 potong kain batik ke berbagai instansi di Bojonegoro.

Tatik berharap Batik Kembang Sambiloto bisa semakin dikenal, tidak hanya di Bojonegoro tetapi juga hingga ke luar kota dan mancanegara.
“Harapannya, semoga Batik Kembang Sambiloto bisa dikenal luas, bahkan sampai ke luar negeri,” tuturnya penuh optimisme.

- Advertisement -

Semangat dan kerja keras Kelompok Batik Kembang Sambiloto menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi komunitas dan dukungan pihak ketiga mampu menghidupkan kembali sektor UMKM yang terdampak pandemi.

Penulis: Dewi Wulan
Editor: Widiatmiko

- Advertisement -
Share This Article