EKONOMPEDIA.COM-Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca dagang Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Mei 2024. Surplus ini sebesar US$2,93 miliar, sedikit meningkat dibanding surplus sebesar US$2,72 miliar yang tercatat pada April 2024. Mari kita telaah lebih dalam mengapa surplus ini menjadi pertanda positif bagi ekonomi Indonesia.
- Peningkatan Harga Komoditas: Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Kasan, menyatakan bahwa optimisme terkait surplus hingga akhir 2024 didasarkan pada beberapa faktor. Salah satunya adalah peningkatan harga komoditas, di mana harga sejumlah komoditas ekspor utama Indonesia diprediksi akan kembali menguat di semester II/2024. Ini berpotensi meningkatkan nilai ekspor dan kontribusi positif terhadap neraca dagang.
- Membaiknya Rantai Pasokan Global: Gangguan rantai pasokan global yang pernah terjadi di masa lalu diharapkan akan berangsur membaik. Hal ini akan memperlancar arus barang dan logistik ekspor serta impor, mendukung kinerja neraca dagang Indonesia.
- Peningkatan Permintaan Ekspor: Kasan juga menyoroti peningkatan permintaan dari negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia seperti China, Amerika Serikat, dan negara-negara Asean. Dengan permintaan yang meningkat, pertumbuhan ekspor dapat tergenjot.
Namun, proyeksi surplus ini tetap bergantung pada kondisi global dan domestik yang terus berkembang. Gejolak geopolitik, resesi global, dan ketidakpastian ekonomi global dapat memengaruhi kinerja ekspor-impor dan neraca dagang. Oleh karena itu, pemerintah perlu terus melakukan upaya untuk menggenjot kinerja ekspor, termasuk melalui misi dagang, trade exhibition, dan perbaikan tata kelola kebijakan.
Dengan surplus neraca dagang yang berkelanjutan, Indonesia memiliki peluang untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan memperluas pangsa pasar global. Semoga informasi ini membantu Anda memahami situasi ekonomi Indonesia lebih baik