Tanda Baru Muncul, Ekonomi RI Benar Dalam Masalah

2 Min Read
Tanda Baru Muncul, Ekonomi RI Benar Dalam Masalah
Tanda Baru Muncul, Ekonomi RI Benar Dalam Masalah
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa kinerja impor Indonesia mengalami kontraksi sebesar 8,83 persen secara year-on-year pada Mei 2024. Apakah ini pertanda awal melemahnya ekonomi Indonesia? Mari kita telaah lebih dalam.

  1. Penurunan Impor dan Ekspor: Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menyatakan bahwa penurunan angka ekspor bisa menjadi pertanda awal melemahnya ekonomi RI. Kondisi impor yang turun dan ekspor yang juga mengalami penurunan menunjukkan perlambatan ekonomi.
  2. Faktor Internal dan Global: Esther menilai pelemahan ekonomi disebabkan oleh faktor internal dan global. Dari sisi domestik, ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditas mentah, sehingga nilai tambah pada ekspor masih minim. Dari sisi global, konflik geopolitik mengakibatkan permintaan global terhadap produk-produk Indonesia berkurang.
  3. Perspektif Lain: Ekonom senior dan associate Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Ryan Kiryanto, berpendapat bahwa penurunan impor sebesar 8,83 persen pada Mei masih wajar. Terlebih lagi, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia masih berada di atas level ekspansif. Ryan juga menilai penurunan nilai impor pada Mei sebenarnya positif mengingat nilai tukar dolar terhadap rupiah yang sedang tinggi.
  4. Kesimpulan: Meskipun ada tanda-tanda perlambatan, kita perlu melihat data ekspor-impor hingga 6 bulan ke depan untuk menentukan kondisi ekonomi Indonesia di tahun 2024. Jika penurunan impor berlanjut, maka memang mungkin ekonomi RI sedang melempem. Namun, saat ini belum bisa memvonis bahwa terjadi perlambatan ekonomi secara pasti.

Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah perlu memperkuat daya saing, mengurangi ketergantungan pada komoditas mentah, dan memperhatikan dinamika global. Semoga informasi ini membantu Anda memahami situasi ekonomi Indonesia lebih baik

- Advertisement -
Share This Article