EKONOMPEDIA.COM-Di era perubahan iklim yang kian nyata, sektor pertanian, khususnya padi dan jagung, dihadapkan pada berbagai tantangan. Cuaca ekstrem, kekeringan, dan banjir menjadi momok yang dapat menggerus ketahanan pangan nasional. Namun, di balik ancaman tersebut, muncul peluang untuk membangun sistem pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Kementerian Pertanian (Kementan) telah merumuskan strategi adaptif untuk menjaga ketahanan pangan nasional, khususnya dalam menghadapi perubahan iklim. Salah satu fokus utama adalah pengembangan varietas padi dan jagung tahan kekeringan, hama, dan penyakit. Hal ini dilakukan melalui penelitian dan pengembangan intensif, dengan memanfaatkan teknologi terkini seperti bioteknologi dan rekayasa genetika.
Selain pengembangan varietas unggul, Kementan juga mendorong diversifikasi tanaman dan rotasi gilihan. Diversifikasi tanaman berarti menanam berbagai jenis tanaman dalam satu lahan, sedangkan rotasi gilihan berarti menanam tanaman secara bergantian dalam periode waktu tertentu. Kedua strategi ini bertujuan untuk menjaga kesuburan tanah, meminimalisir hama dan penyakit, serta meningkatkan keanekaragaman hayati.
Ketersediaan air menjadi kunci utama dalam pertanian. Oleh karena itu, Kementan membangun sistem irigasi modern dan efisien untuk memastikan akses air bagi petani. Hal ini termasuk pembangunan irigasi tetes, irigasi subur, dan rehabilitasi jaringan irigasi lama. Dengan sistem irigasi yang modern dan efisien, diharapkan air dapat didistribusikan secara merata dan tepat guna, sehingga meminimalisir pemborosan air dan meningkatkan produktivitas lahan.
Pemberdayaan petani menjadi kunci penting dalam keberhasilan implementasi strategi adaptif. Kementan menyelenggarakan berbagai pelatihan dan pendampingan bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menghadapi perubahan iklim. Selain itu, Kementan juga mendorong pemanfaatan teknologi tepat guna, seperti alat bantu tanam, panen, dan pasca panen, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.
Menangkal ancaman perubahan iklim dalam sektor pertanian membutuhkan kerjasama multi-pihak. Kementan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, lembaga penelitian, perguruan tinggi, swasta, dan masyarakat petani. Kerjasama ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dan optimalisasi sumber daya dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Dengan strategi adaptif yang tepat dan komitmen kuat dari semua pihak, sektor pertanian padi dan jagung Indonesia diyakini akan mampu menghadapi tantangan perubahan iklim dan mewujudkan ketahanan pangan nasional. Diversifikasi tanaman, rotasi gilihan, sistem irigasi modern, pemberdayaan petani, dan pemanfaatan teknologi tepat guna akan menjadi pilar utama dalam membangun sistem pertanian yang tangguh dan berkelanjutan. Dengan demikian, sektor pertanian akan terus berkontribusi dalam menyediakan pangan yang cukup, aman, dan bergizi bagi seluruh rakyat Indonesia.