Ekonompedia.com – Pada tanggal 22 Agustus 2024, aksi unjuk rasa besar-besaran yang dikenal sebagai “Peringatan Darurat” berlangsung di Indonesia. Aksi ini dipicu oleh penolakan terhadap revisi Undang-Undang Pilkada. Namun, bagaimana dampak politik ini terhadap pasar saham?
- Sentimen Negatif: Ketidakpastian politik dapat mempengaruhi pasar saham. Gejolak politik dalam negeri, terutama aksi demonstrasi, menjadi sentimen negatif yang membayangi persepsi investor dan pasar saham Indonesia dalam jangka pendek⁴. Ketidakpastian ini dapat menyebabkan penurunan investasi asing, penurunan nilai tukar mata uang, dan penurunan pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya berdampak negatif pada pasar saham dalam jangka panjang⁵.
- Keputusan BI Rate: Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) memutuskan untuk menahan suku bunga atau BI Rate tetap di level 6,25%. Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi dan diharapkan memberikan dampak positif pada pasar saham. Namun, perlu diingat bahwa fluktuasi BI Rate juga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah dan, oleh karena itu, perlu diawasi dengan cermat⁴.
- Ekspektasi Penurunan Suku Bunga: Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada bulan September berpotensi diikuti oleh Bank Indonesia dengan kebijakan serupa. Pemangkasan suku bunga acuan diharapkan memberikan dukungan positif bagi pasar saham⁴.
Penting bagi investor untuk memahami bahwa ketidakstabilan politik dapat mempengaruhi kinerja pasar saham. Diversifikasi portofolio dan pemantauan kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang bijaksana untuk menghadapi risiko politik⁵. Semoga informasi ini bermanfaat!
