Kedung Maor, Wisata Air di Bojonegoro yang Elok

By akbarokah 4 Min Read
Kedung Maor, Wisata Air di Bojonegoro yang Elok (Ilustrasi)
Kedung Maor, di Dusun Krajan, Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro. (Foto: dok. Desa Kedungsumber)
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM-Telaga Kedung Maor adalah salah satu destinasi wisata air yang terletak di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Tempat ini terkenal karena keindahan airnya yang jernih serta air terjun alami yang memercik dari bebukitan di hutan jati. Terletak di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, lokasi ini menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat setempat dan sekitarnya.

Wisata air ini perlu jadi salah satu daftar kunjungan wisata jika lewat di Kecamatan Temayang.

Telaga Kedung Maor berada di kawasan hutan jati yang dikelola oleh Perhutani, tepatnya di Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Tretes. Jaraknya sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Bojonegoro dan dapat dicapai dalam waktu sekitar satu jam.

- Advertisement -

Pengunjung yang menuju ke sana akan melewati jalur Bojonegoro-Nganjuk dan kemudian melanjutkan perjalanan melalui jalan makadam yang berbatu selama sekitar 20 menit dengan kendaraan bermotor.

Pada musim kemarau, debit air terjun di Telaga Kedung Maor memang mengecil, namun air telaganya tetap jernih dan menjadi tempat favorit bagi warga sekitar, peladang, serta petualang yang gemar menikmati suasana alam.

Tempat ini juga sering dikunjungi oleh anak-anak sekolah dan muda-mudi, terutama di akhir pekan untuk rekreasi dan melepas penat.

Madjid, seorang remaja asal Kecamatan Kota Bojonegoro, menyebutkan bahwa Telaga Kedung Maor merupakan tempat wisata yang eksotis dan cocok untuk dikunjungi pada akhir pekan.

Pada musim hujan, Telaga Kedung Maor mengalami perubahan kondisi air, di mana air terjun sering kali menjadi keruh akibat tanah dari perbukitan terbawa arus. Meski demikian, keadaan ini biasanya tidak berlangsung lama, karena tanah bebatuan di sekitar kawasan telaga mampu menyaring air sehingga telaga akan kembali jernih. Hal ini terjadi karena struktur alam di sekitarnya, yang sebagian besar terdiri dari bebatuan, memungkinkan air yang mengalir dari perbukitan untuk disaring secara alami.Saat hujan deras dan airnya tinggi, kedalaman telaga dapat mencapai lebih dari 2,5 meter, yang bisa menjadi bahaya bagi pengunjung yang tidak pandai berenang. Oleh karena itu, pengunjung perlu waspada ketika kondisi air sedang tinggi.

- Advertisement -

Telaga Kedung Maor juga pernah mengalami penutupan sementara pada 1 April 2017 karena bencana tanah longsor. Bongkahan tanah yang longsor menutupi sebagian telaga dan menyebabkan air menjadi keruh, sehingga aliran air terjun terganggu. Meski sempat ditutup untuk pemulihan, tempat ini kemudian dibuka kembali setelah kondisi kembali normal dan air telaga kembali jernih.Menurut Kepala Desa Kedung Sumber, Kardi, longsor yang terjadi pada tahun 2017 disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur perbukitan di Kecamatan Temayang. Tingginya curah hujan kala itu menyebabkan tanah longsor dan menimbun Telaga Kedung Maor, sehingga wisata air terjun ini harus ditutup sementara.”Sempat longsor,” ujarnya pada Ekonompedia.com, pekan keempat Agustus 2024.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro dan ahli dari Sekolah Tinggi Energi Mineral (STEM) Migas Cepu, kejadian tersebut juga menyebabkan kenaikan permukaan dasar sungai setinggi 7 meter di sepanjang 250 meter, yang kemudian memicu patahan tanah lokal di sekitar kawasan wisata tersebut. Selain longsor, daerah Kedung Sumber memang rentan mengalami banjir bandang.Kini, setelah lima tahun berlalu, upaya pemulihan dan pengembangan terus dilakukan.

Desa Kedung Sumber berfokus untuk mengoptimalkan potensi wisata alamnya, terutama Air Terjun Kedung Maor. Selain itu, Waduk Pacal, yang merupakan peninggalan dari masa kolonial Belanda (dibangun pada 1924 dan diresmikan pada 1933 oleh Ratu Wilhelmina), juga menjadi salah satu destinasi wisata di daerah ini. Kedua tempat ini merupakan bagian dari upaya desa untuk meningkatkan daya tarik wisata lokal dan memperkuat ekonomi setempat.

- Advertisement -

Penulis : Widiatmiko

- Advertisement -
Share This Article