Yang Legit, Ledre Camilan Khas Bojonegoro

By Redaksi 4 Min Read
Yang Legit, Ledre Camilan Khas Bojonegoro (Ilustrasi)
Yang Legit, Ledre Camilan Khas Bojonegoro (Ilustrasi)
- Advertisement -

Ledre, nama camilan khas Kabupaten Bojonegoro. Camilan berbahan baku utama pisang ini ada juga yang menyebut gapit, egg roll jadi salah satu kudapan untuk oleh-oleh khas Bojonegoro.
Pada hari-hari besar tertentu, seperti Idul Fitri, ledre jadi laris manis untuk buah tangan dari Bojonegoro. Yang jauh datang berkunjung ke kabupaten ujung barat Jawa Timur ini, ledre akan jadi daftar belanja urutan atas untuk dibeli.


Di Bojonegoro sendiri, sentra industri ledre menyebar di pelbagai tempat. Tapi dari sekian cerita, perajin ledre dari Kecamatan Padangan—Bojonegoro bagian barat. Di Kecamatan Padangan. Di antaranya di Dusun Kalangan, Dusun Jalakan, Desa/Kecamatan Padangan dan juga di Desa Kuncen, Kecamatan Padangan. Lalu perajinnya menyebar kemana-mana, termasuk ke Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora—yang berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro.


Bertambahnya jumlah perajin ledre karena sering dengan permintaan pasar yang dari hari ke hari meningkat.


Terkait Sejarah, Perajin ledre kabarnya sudah ada tahun 1950-an silam. Perajin ledre yang masuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dinas Perdagangabn Kabupaten Bojonegoro antara 75 hingga 90 orang. Jumlah ini bisa jadi lebih banyak mengingat, industri rumahan yang belum tercatat.

- Advertisement -


Untuk bahan baku ledre ini sederhana dan mudah ditemukan di pasaran. Yaitu tepung, gula, gram, kelapa, sebagai bahan dasarnya. Sedangkan untuk jenisnya disesuaikan bahan. Misalnya ledre dari pisang, atau ketela sebagai bahan bakunya.. Ada yang manis, seperti ledre berbahan pisang raja atau ledre dengan rasa asin. Soal rasa juga tergantung pilihan.


Camilan ledre ini, selain rasanya yang bermacam-macam, juga awet dan bisa bertahan minimal dua pekan. Camilan ini juga disukai anak-anak, karena mirip stik dan kalau digigit cres,cres… “Ledre bisa awet minimal dua pekan dan tidak pakai bahan pengawet,” ujar Indah Juwariyah,57, tahun perajin camilan ledre asal Kecamatan Padangan.


Biasanya ledre yang disukai rasa pisang raja, ketela ungu, labu (waluh) dan juga pandan. Pembelinya pun dari beragam dan tempatnya relatif jauh. Di Semarang, Surabaya, Jakarta, Bandung, Bali, hingga Sumatera.


Harga camilan ledre masih ramah untuk kantong. Untuk ukuran kecil, dengan isi 20 biji biasanya dijual dengan harga antara Rp 17,5 ribu hingga Rp 20 ribu perkotak. Untuk ukuran sedang isi 50 biji dijual dengan harga di kisaran Rp 40 ribu. Ukuran kaleng besar berisi di atas 200 biji sekitar Rp 215 ribu.


Di Bojonegoro hampir semua toko-toko camilan menjual ledre. Jadi cukup mudah mendapatkannya. Karena hampir toko oleh-oleh di Bojonegoro ini menyediakan camilan ledre. Tetapi ada juga pembeli yang memang sudah langganan, datang langsung di rumah-rumah produksi, seperti di Kecamatan Padangan, juga di Kecamatan Kota Bojonegoro.

- Advertisement -


Penggemar ledre bernama Anggarini, seorang seorang guru asal Bojonegoro yang kini tinggal di Depok, Jawa Barat, mengaku camilan ledre menjadi pilihan utama jika mudik ke keluarganya di Kecamatan Padangan. “Ledre oleh-oleh utama ketika mudik. Tetangga saya di Depok, sering tanya oleh-olehnya kalau saya pulang dari Bojonegoro,” ujar guru alumni Universitas Negeri Yogyakarta ini.

Dinas Perdagangan Bojonegoro berperan aktif dalam berbagai aspek pengembangan produk ledre. Seperti promos melalui berbagai event dan pameran. Ledre juga diperkenalkan kepada masyarakat luas, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional.

Tak hanya itu, Dinas Perdagangan Bojonegoro memberikan berbagai fasilitas kepada para perajin ledre, seperti pelatihan pembuatan produk, bantuan permodalan, dan akses ke pasar yang lebih luas.

- Advertisement -

Penulis : Widiatmiko

- Advertisement -
Share This Article