Ekonompedia.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru-baru ini mengklaim bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara besar seperti Tiongkok dan Korea Selatan. Dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,05% (year on year/yoy), sebuah pencapaian yang signifikan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk investasi yang tumbuh 4,43% (yoy), ekspor yang meningkat 8,28% (yoy), dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,93% (yoy). “Ekonomi Indonesia terjaga positif di tengah situasi ekonomi global yang masih stagnan lemah. Ini menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi yang kita terapkan berjalan efektif,” ujar Sri Mulyani.
Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi Tiongkok hanya mencapai 4,7% (yoy) dan Korea Selatan 2,3% (yoy) pada periode yang sama2. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu mempertahankan momentum pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara mitra dagang utama. “Kami akan terus mewaspadai berbagai risiko global ke depan dan melakukan penguatan fundamental ekonomi melalui transformasi ekonomi, penguatan ketahanan pangan, pengembangan energi terbarukan, hilirisasi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta perbaikan iklim investasi dan bisnis,” tambah Sri Mulyani.
Selain itu, Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya peran belanja pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal II-2024, belanja pemerintah tumbuh sebesar 1,42%, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 19,9%2. Pemerintah berencana untuk meningkatkan kinerja belanja pada kuartal III-2024 sebagai stimulus untuk perekonomian. “Salah satu yang akan didorong adalah belanja pemerintah sehingga belanja pemerintah diharapkan bisa digenjot di kuartal ke III-2024,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Pertumbuhan ekonomi yang resilien ini juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Tingkat pengangguran Indonesia pada Februari 2024 turun menjadi 4,82%, dari 5,45% pada 2023. Selain itu, tingkat kemiskinan juga terus menurun menjadi 9,03% dari 9,36% di 20231. Penciptaan lapangan kerja di 2024 mencapai 3,55 juta orang, meningkat dari sebelumnya 3,02 juta orang.
Dengan pencapaian ini, Sri Mulyani optimis bahwa ekonomi Indonesia akan terus tumbuh dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. “APBN #UangKita terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tutup Sri Mulyani.