Ekonompedia.com– Bapenda Kabupaten Mojokerto berencana untuk menginstal alat e-tax di banyak rumah makan untuk melindungi pendapatan asli daerah (PAD).
Kepala Bapenda Kabupaten Mojokerto, Mardiasih, menjelaskan bahwa e-tax digunakan untuk mencatat transaksi yang dilakukan di berbagai rumah makan. Dengan menggunakan perangkat ini, tidak ada kebijakan untuk wajib pajak untuk menghindari pembayaran pajak yang harus disetor.
“Jadi tidak ada celah kebocoran pajak, semua transaksi itu terekam. Harapannya dengan e-tax ini tidak ada pihak yang berbuat curang,” kata Mardiasih, dikutip pada Sabtu (2/3/2024).
Selain mencegah pelanggaran terkait pembayaran pajak, penggunaan e-tax juga memudahkan para wajib pajak dalam proses pembayaran pajak. Seiring hadirnya e-tax, perhitungan pajak yang harus dibayarkan telah dilakukan secara otomatis.
“Pemasangan e-tax ini penting karena tidak semua pelaku usaha itu jujur melaporkan pajak yang harus dibayar. Terkadang kondisi di lapangan ramai pembeli, tapi laporannya tidak sesuai, itu kan membuat PAD kita tidak sehat karena terjadi kebocoran,” imbuh Mardiasih seperti dikutip dari radarmojokerto.jawapos.com.
Rencana awal yang dimiliki oleh Mardiasih adalah untuk memasangkan e-tax di sebanyak 200 lokasi. Namun, upaya untuk mencapai target tersebut selalu gagal karena pelaku usaha tidak mau melakukannya.
Banyak pengusaha yang tidak ingin menggunakan e-tax karena mereka khawatir dengan penggunaan alat tersebut dapat meningkatkan harga jual produk mereka dan mengurangi jumlah pelanggan.
“Jadi sekarang yang terpasang sudah 170-an. Pajak itu kan sudah jadi kewajiban, dan itu sudah menjadi ketentuan. Yang perlu diingat lagi, pajak ini kami pastikan akan dinikmati masyarakat lagi melalui pembangunan,” pungkasnya
