EKONOMPEDIA.COM-Industri sepatu lokal Indonesia menghadapi tantangan berat dalam bersaing dengan produk impor. Pengusaha lokal mengungkapkan beberapa alasan mengapa harga sepatu lokal kalah saing dengan produk impor.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Firman Bakri, mengatakan bahwa tantangan terbesar bagi industri alas kaki adalah bea masuk tambahan (safeguards) untuk bahan baku tekstil atau kain. Hal ini membuat harga sepatu produksi dalam negeri menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan produk impor, terutama yang ilegal.
Selain itu, peneliti dan pengamat ketenagakerjaan, Bhima Yudhistira, menambahkan bahwa impor alas kaki yang masif selama 10 tahun terakhir dari Vietnam, dan Cina juga menjadi faktor penentu. Total impor alas kaki dari Cina tembus 559 juta dolar AS pada 2022. Sementara impor dari Vietnam 269 juta dolar AS di periode yang sama.
“Pabrik kalah saing karena barang dari Vietnam lebih murah, banyak barang impor ilegal juga tanpa dikenai bea masuk,” ujar Bhima.
Berita ini menjadi peringatan bagi pemerintah dan stakeholder terkait untuk lebih memperhatikan industri sepatu lokal. Dengan kebijakan yang tepat dan dukungan yang kuat, kita dapat berharap bahwa industri sepatu lokal akan mampu bersaing dengan produk impor dan terus berkembang.
