EKONOMPEDIA.COM-Dalam lanskap ekonomi global yang semakin kompleks dan dinamis, Indonesia terus menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Tren neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 diproyeksikan mampu mempertahankan laju tren surplus untuk ke-48 bulan secara beruntun.
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya Indrastomo memperkirakan surplus neraca perdagangan pada April 2024 mencapai US$3,15 miliar, meski lebih rendah dibandingkan dengan capaian surplus pada Maret 2024.
Banjaran memperkirakan kinerja ekspor Indonesia pada April 2024 kembali tumbuh positif pada kisaran 6%, setelah bulan sebelumnya terkontraksi sebesar -4,19%. Di sisi lain, kinerja impor pada periode yang sama diperkirakan tumbuh sebesar 9,37%, lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan ekspor. Kenaikan kinerja impor menurut Banjaran terutama dipengaruhi oleh kembali normalnya aktivitas produksi pasca Idulfitri.
Namun, beberapa analis lainnya memperkirakan surplus neraca perdagangan pada April 2024 akan tercatat lebih rendah. Menurut mereka, surplus yang menyusut terutama dipengaruhi oleh ketidakpastian perekonomian di global, juga hari kerja yang lebih pendek di dalam negeri karena adanya libur Lebaran.
Dengan berbagai pernyataan dan data yang ada, kita dihadapkan pada pertanyaan penting: Apakah tren surplus neraca perdagangan dapat dipertahankan? Bagaimana dampaknya bagi perekonomian Indonesia? Dan bagaimana cara pemerintah dan sektor swasta memastikan keseimbangan antara ekspor dan impor?
Pertanyaan-pertanyaan ini memerlukan jawaban yang jelas dan transparan dari semua pihak terkait. Karena pada akhirnya, kebijakan apa pun yang diambil haruslah demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.