EKONOMPEDIA.COM– Ribuan buruh Samsung Electronics Korea Selatan (Samsung NSEU) melancarkan aksi mogok kerja pada 1 Juli 2024, menandai aksi mogok pertama dalam sejarah perusahaan. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kondisi kerja yang melelahkan, tuntutan cuti yang lebih banyak, dan upah yang layak.
Mogok kerja ini melibatkan sekitar 28.000 pekerja dari pabrik-pabrik Samsung di Gumi, Asan, dan Pyeongtaek. Aksi ini melumpuhkan produksi dan berpotensi merugikan perusahaan miliaran dollar.
Tuntutan Utama Buruh:
- Peningkatan cuti tahunan: Buruh menuntut cuti tahunan minimum 20 hari, naik dari 15 hari saat ini.
- Peningkatan upah: Buruh menuntut kenaikan upah yang lebih tinggi untuk mengimbangi inflasi dan beban kerja yang berat.
- Pengurangan jam kerja: Buruh menginginkan pengurangan jam kerja mingguan dari 52 jam menjadi 40 jam.
- Perbaikan kondisi kerja: Buruh menuntut perbaikan kondisi kerja, termasuk pengurangan stres dan kelelahan di pabrik.
Dampak Mogok Kerja:
Mogok kerja ini berdampak signifikan pada produksi Samsung. Diperkirakan, produksi smartphone Samsung turun 50% dan produksi semikonduktor turun 30%. Hal ini dapat menyebabkan penundaan peluncuran produk baru dan kekurangan pasokan di pasar global.
Tanggapan Samsung:
Samsung telah menanggapi aksi mogok kerja ini dengan menyatakan kesiapannya untuk berdialog dengan para buruh. Perusahaan menawarkan beberapa konsesi, seperti peningkatan cuti dan upah, namun belum memenuhi semua tuntutan buruh.
Analisis:
Mogok kerja Samsung NSEU menandakan meningkatnya ketegangan antara pekerja dan manajemen di perusahaan besar Korea Selatan. Hal ini juga menunjukkan bahwa para buruh semakin berani menyuarakan tuntutan mereka untuk mendapatkan kondisi kerja yang lebih baik dan upah yang layak.
Pertanyaan yang Muncul:
- Akankah mogok kerja ini berlanjut?
- Bagaimana Samsung akan menyelesaikan masalah ini?
- Akankah mogok kerja ini memicu aksi mogok serupa di perusahaan lain di Korea Selatan?
Kesimpulan:
Mogok kerja Samsung NSEU adalah peristiwa penting yang dapat mengubah lanskap industri teknologi Korea Selatan. Aksi ini menunjukkan kekuatan kolektif buruh dan tekad mereka untuk memperjuangkan hak-hak mereka.
