EKONOMPEDIA.COM-Indonesia bergerak menuju era energi bersih. Pemerintah baru saja meluncurkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2023-2060, yang menargetkan bauran energi terbarukan (EBT) mencapai 72% pada tahun 2060. Ini merupakan langkah ambisius, namun sejalan dengan komitmen global untuk memerangi perubahan iklim dan mencapai pembangunan berkelanjutan.
Mengapa EBT Penting?
EBT menawarkan banyak keuntungan, di antaranya:
- Ramah lingkungan: EBT tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim.
- Keberlanjutan: Sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, dan air berlimpah dan tidak akan habis.
- Keamanan energi: Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin langka dan harganya fluktuatif.
- Meningkatkan ekonomi: Menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor EBT dan industri terkait.
- Meningkatkan kesehatan: Mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.
Langkah Menuju Target EBT 72%
Pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk mencapai target EBT 72% pada tahun 2060, di antaranya:
- Mempercepat pengembangan pembangkit listrik EBT: Pemerintah akan fokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga surya, angin, air, panas bumi, dan bioenergi.
- Meningkatkan infrastruktur EBT: Membangun jaringan transmisi dan distribusi listrik yang handal untuk menampung energi terbarukan.
- Memberikan insentif bagi investor EBT: Memberikan keringanan pajak, subsidi, dan kemudahan perizinan bagi investor yang berinvestasi di sektor EBT.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat: Mengedukasi masyarakat tentang manfaat EBT dan mendorong mereka untuk menggunakan energi terbarukan.
Tantangan dan Peluang
Mencapai target EBT 72% bukan tanpa tantangan. Diperlukan investasi besar dalam infrastruktur EBT, pengembangan teknologi, dan edukasi masyarakat.
Namun, peluangnya pun besar. Transisi ke EBT akan membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan ketahanan energi, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Mari Bersama Menuju Masa Depan Energi Berkelanjutan
Pemerintah tidak dapat mencapai target EBT 72% sendirian. Dibutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi.
Dengan kerjasama dan komitmen bersama, kita dapat mewujudkan masa depan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk generasi mendatang.