Intip Sumbangan Manufaktur ke Ekonomi RI: Benarkah Deindustrialisasi Mengintai?

By akbarokah 4 Min Read
Intip Sumbangan Manufaktur ke Ekonomi RI: Benarkah Deindustrialisasi Mengintai? (Ilustrasi)
Intip Sumbangan Manufaktur ke Ekonomi RI: Benarkah Deindustrialisasi Mengintai? (Ilustrasi)
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM-Sektor manufaktur Indonesia menunjukkan geliat positif dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terlihat dari pertumbuhan industrinya yang terus meningkat. Pada tahun 2023, sektor manufaktur non-migas tumbuh sebesar 5,32%, lebih tinggi dari pertumbuhan PDB nasional yang sebesar 5,01%.

Namun, di balik pertumbuhan tersebut, muncul kekhawatiran akan terjadinya deindustrialisasi, di mana kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB terus menurun. Data menunjukkan bahwa kontribusi manufaktur terhadap PDB Indonesia mengalami tren stagnasi dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2019, kontribusi manufaktur terhadap PDB mencapai 19,2%. Angka ini kemudian turun menjadi 18,9% di tahun 2020 dan 18,1% di tahun 2021. Meskipun mengalami sedikit kenaikan di tahun 2022 menjadi 18,3%, angka ini masih jauh dari level ideal yang diharapkan, yaitu di atas 25%.

Faktor-faktor Pendorong Stagnasi Kontribusi Manufaktur

- Advertisement -

Beberapa faktor yang mendorong stagnasi kontribusi manufaktur terhadap PDB antara lain:

  • Persaingan global yang semakin ketat: Industri manufaktur Indonesia menghadapi persaingan ketat dari negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Thailand. Negara-negara ini memiliki biaya produksi yang lebih rendah dan infrastruktur yang lebih baik, sehingga lebih menarik bagi investor asing.
  • Ketergantungan pada impor bahan baku: Industri manufaktur Indonesia masih banyak mengandalkan impor bahan baku, seperti besi baja, bahan kimia, dan komponen elektronik. Hal ini membuat industri manufaktur rentan terhadap gejolak harga bahan baku global.
  • Kurangnya inovasi dan teknologi: Industri manufaktur Indonesia masih tertinggal dalam hal inovasi dan teknologi dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini membuat produk-produk manufaktur Indonesia kurang kompetitif di pasar global.
  • Keterampilan tenaga kerja yang belum memadai: Keterampilan tenaga kerja di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan industri manufaktur modern. Hal ini membuat industri manufaktur kesulitan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Upaya Pemerintah untuk Mendukung Industri Manufaktur

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung industri manufaktur dan meningkatkan kontribusinya terhadap PDB. Upaya-upaya tersebut antara lain:

  • Mempermudah perizinan usaha: Pemerintah telah mempermudah proses perizinan usaha untuk industri manufaktur. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi ke sektor manufaktur.
  • Meningkatkan infrastruktur: Pemerintah terus meningkatkan infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara. Hal ini diharapkan dapat memperlancar arus barang dan jasa dan menurunkan biaya logistik.
  • Memberikan insentif pajak: Pemerintah memberikan insentif pajak untuk industri manufaktur tertentu. Hal ini diharapkan dapat mendorong investasi dan meningkatkan daya saing industri manufaktur.
  • Mengembangkan sumber daya manusia: Pemerintah terus mengembangkan sumber daya manusia melalui berbagai program pelatihan dan pendidikan vokasi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan tenaga kerja di sektor manufaktur.

Meskipun industri manufaktur Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif, namun kontribusinya terhadap PDB masih stagnan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya deindustrialisasi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu melakukan berbagai upaya untuk mendukung industri manufaktur, seperti mempermudah perizinan usaha, meningkatkan infrastruktur, memberikan insentif pajak, dan mengembangkan sumber daya manusia.

- Advertisement -

Dengan upaya yang tepat, diharapkan industri manufaktur Indonesia dapat terus tumbuh dan meningkatkan kontribusinya terhadap PDB, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

- Advertisement -
Share This Article