EKONOMPEDIA.COM-Google,mesin pencari yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita, tampaknya mulai ditinggalkan. Generasi Z dilaporkan lebih memilih mencari informasi lewat TikTok, meski platform tersebut bukanlah mesin pencari. Menurut laporan firma riset Morning Consult, penggunaan TikTok bertumbuh sangat signifikan.
Namun, bukan hanya media sosial yang menggantikan peran Google. OpenAI, sebuah perusahaan teknologi yang berfokus pada kecerdasan buatan, dikabarkan berencana untuk mengumumkan produk mesin pencarian (search engine) yang didukung kecerdasan buatan. Produk ini dikembangkan sebagai alternatif untuk Google.
Dalam laporan dari Pew Research, setengah dari penduduk Amerika Serikat (AS) berusia dewasa kini lebih banyak mendapat informasi terkini dari media sosial ketimbang Google. Facebook adalah platform media sosial paling populer sebagai sumber berita, yaitu digunakan oleh 30 persen penduduk AS.
Di tengah gempuran media sosial yang kian menggantikan peran Google, kini OpenAI juga berencana mengambil alih posisi sang raksasa mesin pencari. OpenAI dikabarkan berencana untuk mengumumkan produk mesin pencarian (search engine) yang didukung kecerdasan buatan pada Senin 13 Mei 2024.
Dengan demikian, meski menghadapi tantangan, Google tetap berupaya untuk memaksimalkan potensi mesin pencariannya. Dengan demikian, mereka dapat terus mendukung pembangunan di dunia digital dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian global.
Mari kita dukung upaya Google dalam memaksimalkan potensi mesin pencariannya. Dengan demikian, kita dapat membantu memajukan perekonomian digital dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian global.
