Fakta-fakta Menarik Seputar Batik Gedog Khas Tuban

By amar 4 Min Read
Fakta-fakta Menarik Seputar Batik Gedog Khas Tuban (Ilustrasi)
Fakta-fakta Menarik Seputar Batik Gedog Khas Tuban (Ilustrasi)
- Advertisement -

Batik Gedog merupakan batik khas Kabupaten Tuban. Para perajin Batik Gedog tersebar di beberapa tempat di Kecamatan Kerek, di antaranya di Desa Kedungrejo. Pasar Batik Gedog juga tidak main-main, yaitu sudah sampai ke sejumlah negara.


Yang menarik dari Batik Gedog ini, yaitu soal penamaannya. Kenapa disebut Batik Gedog?
Menurut perajin Batik Gedog yang dikenal yaitu Uswatun Khasanah, 54, tahun, asal Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Tuban, Batik Gedog dibuat dengan kain yang ditenun dari benang kapas. Nama Gedog ternyata memiliki fakta yang menarik yakni dari suara alat tenun.


“Jadi ketika menenun, alat tenun berbunyi dog – dog – dog, sehingga batik ini dinamakan batik gedog,” jelas perajin batik dan pemilik Usaha Batik Sekar Ayu Tuban ini pada Ekonompedia.com Minggu 11 Agustus 2024.


Dikatakan Uswatun, selain dari sejarah nama yang unik, Batik Gedog memiliki beberapa fakta yang menarik. Pertama yaitu dari fungsi Batik Gedog, pada era 1900 an batik ini tidak diperjualbelikan, namun batik gedog hanya digadaikan di Pegadaian. Tujuannya untuk perputaran perekonomian masyarakat di Desa Keedungrejo Kecamatan Kerek. Selanjutnyan akan ditebus ( diambil ) kembali ketika masyarakat sudah mampu mengembalikan uang yang mereka pinjam.

- Advertisement -


Namun seiring berjalannya waktu terjadi suatu konflik antara pihak Pegadaian dengan masyarakat desa, dimana masyarakat merasa kecewa karena Batik Gedog yang digadaikan tidak dirawat dengan baik oleh pihak pegadaian. Sehingga mulai saat itu masyarakat enggan untuk menggadaikan Batik Gedog di Pegadaian.


Fakta kedua, yaitu tradisi dan budaya masyarakat mengenai Batik Gedog. Sejak era 90-an Batik Gedog sudah menjadi aset yang sangat berharga bagi masyarakat Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek. Masyarakat di Desa Kedungrejo, memiliki budaya dimana setiap ada seorang perjaka yang akan menikah maka harus memberikan seserahan berupa kain Gedog sebanyak 100 potong. Jadi kalau sekarang ini Batik Gedog dinilai Rp 1 juta untuk satu potong, tentu terkumpul Rp100 juta.
Namun seiring berjalannya waktu budaya tersebut semakin luntur karena jumlah kain yang harus digunakan seserahan berkurang dimana yang dulunya harus 100, tetapi sekarang semampunya minimal 10 potong.


“Dulu waktu menikah, saya mendapatkan seserahan 100 potong kain gedog karena itu sudah menjadi budaya di sini,” jelas pembatik yang pernah mendapatkan anugerah tertinggi bidang industri, Upakarti 2010, untuk kategori jasa pelestari dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika itu.


Kemudian, lanjut Uswatun, selain harus memberikan seserahan sebanyak 100 potong kain gedog, perjaka dan perawan di Desa Kedungrejo, ketika akan melangsungkan pernikahan diwajibkan harus bisa memintal. Ini sebagai bentuk mempertahankan budaya dari nenek moyang ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan keindahan Batik Gedog ini.
“Setiap ada yang mau menikah itu harus bisa memintal terlebih dahulu, namun saya tenang karena saya sejak kecil sudah sering ikut mbah memintal,” tandasnya.


Jadi, lanjut Uswatun, selain dari sejarah dan filosofi setiap motif, Batik Gedog juga mempunyai beberapa fakta yang menarik. “Semoga dengan keindahan dan fakta fakta menarik dapat membuat hati generasi milenial semangat dalam melestarikan warisan nenek moyang,” paparnya.

- Advertisement -


Penulis : Sahra
Editor    : Widiatmiko

- Advertisement -
Share This Article