Waduk Pacal, Bangunan Tua yang Belum Memudar

Wisata sejarah peninggalan kolonial Belanda, masih berdiri kuat, bermanfaat bagi masyarakat.

By Redaksi
4 Min Read
Potret Wisata Waduk Pacal Bojonegoro, beberapa orang sedang memancing.
Waduk Pacal Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro.Foto: Arif Miko/Ekonompedia.com
- Advertisement -

Waduk Pacal, bisa menjadi alternatif kunjungan wisata bangunan tua di Indonesia. Waduk Pacal memiliki bendungan yang kokoh dengan arsitektur khas kolonial Belanda.

Lokasi Waduk Pacal berada di Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro. Berada di tengah hutan jati berjarak sekitar 32 kilometer arah selatan Kota Bojonegoro. Waduk berlokasi di tengah hutan jati ini dibangun untuk menampung air dari salah satu anak Sungai Bengawan Solo, yakni Sungai Pacal yang berhulu di Gunung Pandan, bagian dari kawasan Gunung Kendeng Pulau Jawa.

Sebagai catatan, Waduk Pacal ini disebut sebagai bendungan beton pertama di Indonesia. Pada eranya, Waduk Pacal berfungsi untuk mengairi lahan pertanian seluas sekitar 4.500 hektar di sejumlah kecamatan di Bojonegoro. Seperti Kecamatan Temayang, Dander, Kapas, Kota Bojonegoro, Sugihwaras, Balen dan sebagian Kecamatan Sumberejo.

Daya tarik utama dari waduk ini adalah bendungan yang kokoh dengan arsitektur khas kolonial Belanda. Hingga sekarang, bangunan Waduk Pacal, masih terlihat kokoh.

- Advertisement -

Berumur Hampir Satu Abad

Waduk Pacal dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda, tepatnya saat Ratu Wilhelmina II berkuasa. Dalam catatan, Waduk Pacal dibangun mulai tahun 1927 dan mulai dioperasikan tahun 1933. Tahun pengoperasian ini terlihat dari Menara pengawas di Waduk Pacal yang tertera tahun 1933.

Jika dihitung, maka usia Waduk Pacal, jika diambil dari mulai dibangunnya tahun 1927 hingga sekarang 2024, usia Waduk Pacal hampir satu abad lamanya. Meski usianya hampir 100 tahun, bangunan di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini, tentu patut dibanggakan.

Data di Kementerian PUPR menyebutkan, Waduk Pacal yang dirancang arsitek Belanda ini, dikenal dengan irigasi raksasa. Waduk ini punya saluran pelimpah dengan tinggi 35 meter, panjang 90 meter, dan lebar 7 meter. Sedangkan volume bendungan 91.000 meter kubik dan ketinggian puncak yaitu 117 meter di atas permukaan air laut (mdpl). Sementara untuk kapasitas pelimpah, 303 meter kubik per detik.

Saat dibangun, Waduk Pacal dengan kapasitas normal sebanyak 41.180.000 meter kubik. Sedangkan kapasitas aktif sebanyak 39.180.000 meter kubik. Sedangkan kapasitas nonaktif 2.010.000 meter kubik dan luas genangan 520 hektar.

Waduk Pacal dibangun untuk kebutuhan air, terutama di Bojonegoro bagian selatan yang dikenal sebagai daerah kering. Waduk ini menampung Sungai Pacal yang berhulu di Gunung Pandan dan Gunung Gajah, berlokasi di perbatasan antara Kecamatan Gondang, Bojonegoro dengan Kabupaten Nganjuk.

- Advertisement -

Waduk Pacal merupakan bagian dari proyek Pemerintah Hindia Belanda tahun 1910 yang merencanakan pembangunan tujuh waduk di bagian hilir Bengawan Solo. Waduk ini lalu mulai dibangun saat pada masa malaise (depresi ekonomi), sehingga membantu masyarakat sekitar menambah pendapatan.

Wisata Air yang Belum Optimal

Pemerintah Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, berupa untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan wisata air di Waduk Pacal. Sejumlah fasilitas wisata juga telah dibenahi dan dilengkapi.

Kepala Desa Kedungsumber Sukardi, menyatakan, selain di kenal sebagai wisata air, Waduk Pacal juga dikenal sebagai bangunan tua peninggalan Belanda. Upaya untuk merawat bangunan ini, yang tentu bekerjasama dengan berbagai-bagai pihak. “Ya kita optimalkan wisata di Waduk Pacal,” ujarnya pada Ekonompedia.com pada Jumat, 6 September 2024.

- Advertisement -

Dia berharap, ke depannya wisata Waduk Pacal, yang sudah menjadi ikon menarik Bojonegoro bisa lebih ditingkatkan.

Sedangkan wisata Waduk Pacal dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Bojonegoro dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Sedangkan lokasi Waduk Pacal juga sebagian berada di kawasan hutan milik Perum Perhutani.

Penulis: Arif

- Advertisement -
Share This Article