EKONOMPEDIA.COM-Dalam dunia bisnis e-commerce, persaingan antar platform semakin ketat. Namun, ada satu isu yang tengah menjadi sorotan, yaitu dugaan praktik monopoli jasa kurir oleh Shopee. Fenomena ini disebut sebagai “gunung es” yang belum terungkap dalam bisnis e-commerce di Indonesia.
Shopee diduga telah melakukan praktik monopoli dalam layanan pengiriman barang melalui jasa kurir yang ditentukan secara sepihak. Dugaan ini telah berproses di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan memasuki proses persidangan.
Investigator KPPU, Maduseno, mengatakan bahwa telah mengendus adanya tindakan diskriminatif yang telah dilakukan PT Shopee International Indonesia dalam menentukan perusahaan jasa pengiriman di aplikasi e-commerce Shopee. Berdasarkan temuan, sistem algoritma diatur secara diskriminatif oleh Shopee untuk memprioritaskan PT Nusantara Express Kilat (SPX) dalam setiap pengiriman paket pada konsumen.
Bukti lainnya yang mengarah pada dugaan upaya monopoli dan diskriminasi jasa pengiriman oleh Shopee yaitu adanya rangkap jabatan Direktur PT Shopee Internasional Indonesia, Handika Wiguna Jahja sekaligus diangkat menjadi Direktur di PT Nusantara Express Kilat pada 27 Juni 2018.
Atas dasar alat bukti tersebut, Shopee diduga melanggar pasal 19D dan pasal 25 ayat 1A Undang-undang No.5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Kasus ini tentunya menjadi perhatian bagi semua pihak, terutama pelaku bisnis e-commerce lainnya. Dengan adanya transparansi dan keadilan dalam persaingan, diharapkan industri e-commerce di Indonesia dapat berkembang dengan sehat dan berkelanjutan.
Mari kita tunggu hasil sidang lanjutan dari kasus ini dan berharap keadilan dapat ditegakkan. Shopee dan “gunung es” praktik monopoli jasa kurir, sebuah fenomena yang perlu kita awasi bersama!
