Rupiah Loyo Tergelincir ke Rp16.420 per Dolar AS Pagi Ini, Dipicu Pelemahan Mata Uang Asia

By akbarokah 2 Min Read
Rupiah Loyo Tergelincir ke Rp16.420 per Dolar AS Pagi Ini, Dipicu Pelemahan Mata Uang Asia (Ilustrasi)
Rupiah Loyo Tergelincir ke Rp16.420 per Dolar AS Pagi Ini, Dipicu Pelemahan Mata Uang Asia (Ilustrasi)
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM– Rupiah kembali tergelincir pada pagi ini, Kamis (27/6/2024), menembus level psikologis Rp16.400 per dolar AS. Pelemahan ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk pelemahan mata uang Asia lainnya dan spekulasi pasar menjelang pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Amerika (The Fed).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 8:15 WIB, rupiah diperdagangkan di level Rp16.420 per dolar AS, melemah 0,24% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Pelemahan ini dipicu oleh sentimen negatif dari pasar Asia, di mana mata uang seperti yuan China, won Korea Selatan, dan ringgit Malaysia juga mengalami pelemahan.

Sentimen pasar juga tertekan oleh spekulasi investor menjelang pertemuan The Fed pada 26-27 Juli 2024. Investor berspekulasi bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya secara agresif untuk memerangi inflasi yang tinggi di Amerika Serikat. Kenaikan suku bunga The Fed biasanya akan memperkuat dolar AS dan melemahkan mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Meskipun rupiah mengalami pelemahan, Bank Indonesia (BI) masih optimis bahwa rupiah akan stabil dalam jangka menengah dan panjang. BI terus melakukan intervensi di pasar valas untuk menjaga stabilitas rupiah. BI juga mendorong eksportir untuk meningkatkan hasil devisa mereka.

- Advertisement -

Pelemahan rupiah pagi ini merupakan hal yang wajar mengingat kondisi global yang sedang bergejolak. Namun, BI memiliki beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga stabilitas rupiah, seperti intervensi di pasar valas dan mendorong ekspor. Dalam jangka menengah dan panjang, rupiah diprediksi akan stabil dengan asumsi kondisi global membaik dan BI terus melakukan langkah-langkah stabilisasi.

Pelemahan rupiah dapat berdampak negatif terhadap beberapa sektor, seperti importir dan sektor yang memiliki utang dalam dolar AS. Namun, pelemahan rupiah juga dapat berdampak positif terhadap sektor ekspor.

Rupiah mengalami pelemahan pagi ini, namun BI optimis bahwa rupiah akan stabil dalam jangka menengah dan panjang. Investor perlu mencermati perkembangan global dan kebijakan moneter The Fed untuk mengantisipasi pergerakan rupiah di masa depan.

- Advertisement -
Share This Article