Ekonompedia.com – Dalam upaya menjaga stabilitas harga dan pasokan beras di tengah situasi global yang dinamis, Badan Pangan Nasional (Bapanas) kembali memperpanjang relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium dan premium. Perpanjangan ini berlaku mulai 2 Juni 2024 hingga diterbitkannya peraturan baru terkait HET kedua jenis beras tersebut.
Kebijakan ini diambil sebagai langkah antisipasi terhadap potensi gejolak harga beras akibat berbagai faktor eksternal, seperti fenomena La Niña yang berpotensi mengganggu produksi padi di beberapa negara, serta konflik geopolitik yang masih berlangsung. Relaksasi HET diharapkan dapat memberikan ruang bagi pedagang untuk menyesuaikan harga beras dengan kondisi pasar yang sesungguhnya, sehingga pasokan beras tetap terjaga dan harga di tingkat konsumen tidak mengalami lonjakan drastis.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa relaksasi HET beras ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa indikator, di antaranya:
- Harga Gabah Petani: Harga gabah petani saat ini masih di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP)
- Pasokan Beras: Pasokan beras di Bulog tergolong aman, dengan stok mencapai 1,2 juta ton
- Permintaan Pasar: Permintaan pasar beras cenderung stabil
“Relaksasi ini bukan berarti pemerintah lepas tangan dalam mengendalikan harga beras,” tegas Arief. “Bapanas terus memantau harga beras secara ketat dan akan mengambil langkah-langkah intervensi pasar jika diperlukan.”
Pemerintah juga mendorong berbagai pihak, seperti Bulog, pedagang, dan penggiling padi, untuk bekerja sama dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan beras. Diharapkan dengan sinergi antar pihak, harga beras di pasaran dapat terkendali dan masyarakat dapat terus mendapatkan akses terhadap beras dengan harga yang terjangkau.
Berikut beberapa poin penting terkait relaksasi HET beras:
- HET beras medium: Rp 9.000 – Rp 9.900 per kilogram
- HET beras premium: Rp 12.000 – Rp 13.500 per kilogram
- Perpanjangan relaksasi berlaku hingga: diterbitkannya peraturan baru terkait HET beras
- Bapanas: terus memantau harga beras dan siap melakukan intervensi pasar jika diperlukan
Dampak Positif Relaksasi HET Beras:
- Menjaga stabilitas harga beras: Relaksasi ini diharapkan dapat membantu menjaga harga beras di pasaran agar tidak mengalami lonjakan drastis.
- Menjamin pasokan beras: Pedagang memiliki ruang untuk menyesuaikan harga beras dengan kondisi pasar, sehingga pasokan beras di pasaran tetap terjaga.
- Membantu petani: Harga gabah petani diharapkan dapat naik seiring dengan naiknya harga beras di pasaran.
Meski demikian, perlu diingat bahwa relaksasi HET beras ini juga memiliki beberapa potensi dampak negatif:
- Harga beras di pasaran mungkin akan mengalami kenaikan: Pedagang mungkin akan memanfaatkan relaksasi ini untuk menaikkan harga beras.
- Masyarakat berpenghasilan rendah mungkin akan terbebani: Kenaikan harga beras dapat membebani masyarakat berpenghasilan rendah.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk terus memantau harga beras di pasaran dan melakukan intervensi pasar jika diperlukan. Selain itu, masyarakat juga perlu diimbau untuk berhemat dalam konsumsi beras dan membeli beras di toko resmi atau pasar tradisional.
Kesimpulannya, relaksasi HET beras merupakan langkah yang diambil pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan beras di tengah situasi global yang dinamis. Kebijakan ini memiliki potensi dampak positif dan negatif, sehingga perlu dipantau dan dievaluasi secara berkala.