Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 Triliun: Tantangan dan Solusi Menuju Target yang Lebih Baik

By Redaksi
3 Min Read
Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 Triliun: Tantangan dan Solusi Menuju Target yang Lebih Baik (Ilustrasi)
Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 Triliun: Tantangan dan Solusi Menuju Target yang Lebih Baik (Ilustrasi)
- Advertisement -

Ekonompedia.com – Tahun 2024 kembali diwarnai dengan prediksi shortfall penerimaan bea dan cukai. Kementerian Keuangan memperkirakan shortfall mencapai Rp24,5 triliun, menambah deretan shortfall di tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tentu menjadi sorotan dan menimbulkan pertanyaan: Apa penyebabnya dan bagaimana solusinya?

Faktor-faktor di Balik Shortfall

- Advertisement -

Beberapa faktor utama berkontribusi terhadap shortfall ini. Pertama, penurunan impor. Faktor global seperti pelemahan ekonomi Tiongkok dan perang di Ukraina menyebabkan berkurangnya aktivitas perdagangan internasional, berimbas pada penurunan volume impor. Hal ini berakibat pada berkurangnya bea masuk yang dipungut.

Kedua, penurunan harga komoditas. Harga beberapa komoditas utama seperti batubara dan minyak sawit mengalami penurunan di pasar global. Penurunan harga ini menyebabkan berkurangnya bea keluar yang dipungut dari ekspor komoditas tersebut.

Ketiga, penurunan produksi rokok. Kebijakan pengendalian konsumsi rokok memang berhasil menekan konsumsi rokok, namun di sisi lain berdampak pada penurunan cukai hasil tembakau (CHT). CHT merupakan penyumbang terbesar penerimaan cukai, sehingga penurunan produksinya significantly berimbas pada shortfall.

Upaya Menuju Target yang Lebih Baik

Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) terus berupaya untuk mencapai target penerimaan. Berbagai langkah strategis telah dan akan terus dilakukan, di antaranya:

- Advertisement -
  • Meningkatkan ekstensifikasi dan intensifikasi. DJBC fokus pada perluasan basis penerima cukai dan meningkatkan tarif cukai pada produk-produk tertentu. Hal ini diharapkan dapat mengkompensasi penurunan penerimaan dari sektor lain.
  • Menertibkan impor. DJBC gencar melakukan operasi pemberantasan penyelundupan dan pelanggaran bea cukai. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pelaku usaha dan memaksimalkan penerimaan bea masuk.
  • Meningkatkan efisiensi dan efektivitas. DJBC terus berbenah diri dengan menerapkan digitalisasi dan inovasi layanan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses bisnis dan optimalisasi penerimaan.

Menjalin Sinergi dan Kolaborasi

Upaya DJBC tidak dapat berjalan sendiri. Diperlukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan aparat penegak hukum. Sinergi ini penting untuk memastikan kelancaran arus barang, mencegah pelanggaran kepabeanan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Kesimpulan

- Advertisement -

Shortfall penerimaan bea dan cukai merupakan tantangan yang perlu dihadapi bersama. Dengan upaya strategis DJBC, sinergi antar instansi, dan dukungan masyarakat, optimisme untuk mencapai target penerimaan yang lebih baik di tahun 2024 masih terbuka.

Penting untuk dicatat bahwa shortfall ini bukan berarti target penerimaan tidak dapat dicapai. DJBC telah menunjukkan komitmen dan strategi yang jelas untuk mengatasinya. Dengan kerja keras dan sinergi dari semua pihak, target penerimaan bea dan cukai 2024 dapat diraih dan berkontribusi pada pembiayaan pembangunan nasional.

- Advertisement -
Share This Article