Ekonompedia.com – Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terungkap bahwa hampir 10 juta pemuda Indonesia dari generasi Z, yang berusia antara 15-24 tahun, saat ini tidak memiliki pekerjaan, pendidikan, atau pelatihan. Angka ini mencerminkan sekitar 22,25 persen dari total populasi muda di negara ini. Fenomena ini bukan hanya sebuah statistik yang dingin, tetapi sebuah panggilan untuk bertindak bagi masa depan bangsa.
Akar Masalah Pengangguran Gen Z
Analisis mendalam menunjukkan bahwa salah satu akar masalah utama adalah ketidaksesuaian antara pendidikan yang diterima oleh generasi muda dan kebutuhan pasar kerja yang ada. Banyak lulusan SMA dan perguruan tinggi menemukan diri mereka tidak memiliki keterampilan yang relevan atau cukup untuk memenuhi tuntutan industri saat ini. Selain itu, penurunan penciptaan lapangan kerja di sektor formal juga telah berkontribusi pada situasi ini, dengan jumlah pekerjaan baru yang tersedia di sektor ini menurun secara signifikan selama dekade terakhir.
Langkah Solutif yang Diambil
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Tenaga Kerja, telah mengambil langkah-langkah solutif untuk mengatasi masalah ini. Program pelatihan dan pendidikan vokasional sedang ditingkatkan untuk lebih menyesuaikan dengan kebutuhan industri. Selain itu, ada upaya untuk meningkatkan kewirausahaan di kalangan pemuda, memberikan mereka alat dan sumber daya untuk menciptakan peluang kerja mereka sendiri.
Pentingnya Tindakan Bersama
Situasi ini membutuhkan tindakan kolektif dari semua pihak, termasuk pemerintah, industri, institusi pendidikan, dan tentu saja, para pemuda itu sendiri. Dengan kerja sama yang erat, kita dapat memastikan bahwa generasi Z tidak hanya akan menjadi bagian dari statistik pengangguran, tetapi menjadi kekuatan pendorong dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Kesimpulan
Nyaris 10 juta generasi Z yang menganggur adalah sebuah tantangan yang serius, namun juga sebuah kesempatan untuk mereformasi sistem pendidikan dan pasar kerja kita. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat mengubah tantangan ini menjadi kemenangan bagi generasi muda dan bagi Indonesia.