Ekonompedia.com – Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci), yang digadang-gadang sebagai jalan tol terpanjang di Indonesia, terancam kandas. Proyek sepanjang 206,65 kilometer ini gagal menarik minat investor dalam dua kali lelang, memunculkan keraguan atas masa depannya.
Jalan buntu lelang:
- Lelang pertama pada November 2022, hanya menarik dua peserta namun tak ada yang lolos prakualifikasi.
- Lelang kedua pada Juni 2024, kembali sepi peminat, dengan tidak ada satupun peserta yang mendaftar.
Faktor penghambat:
- Kondisi ekonomi global: Diwarnai ketidakpastian, membuat investor lebih berhati-hati dalam menanamkan modal.
- Skema pendanaan: Skema pendanaan Viability Gap Fund (VGF) yang ditawarkan pemerintah dianggap kurang menarik bagi investor.
- ** trase tol yang panjang:** Membentang di daerah perbukitan dan pedesaan, dikhawatirkan memiliki tingkat okupansi rendah.
Dampak mangkraknya Getaci:
- Menghambat konektivitas: Diharapkan menjadi bagian dari Jaringan Tol Trans Jawa, Getaci terhambat, menghambat kelancaran pergerakan orang dan barang.
- Memperlambat pertumbuhan ekonomi: Konektivitas yang lancar mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, terhambatnya Getaci berpotensi menghambat laju pertumbuhan.
- Kekecewaan masyarakat: Masyarakat yang berharap dengan kehadiran tol untuk meningkatkan aksesibilitas dan ekonomi, terpaksa gigit jari.
Langkah penyelamatan:
- Pemerintah perlu mengkaji ulang skema pendanaan, dengan mempertimbangkan kebutuhan investor.
- Promosi yang lebih gencar untuk menarik minat investor, dengan menekankan potensi ekonomi yang akan dihasilkan.
- Mencari alternatif pembiayaan, seperti kerjasama dengan swasta atau lembaga keuangan internasional.
Masa depan Getaci masih abu-abu. Tanpa investor, proyek ambisius ini terancam mangkrak. Diperlukan langkah strategis dan kerjasama dari berbagai pihak untuk menyelamatkan Getaci dan mewujudkan konektivitas yang diharapkan.