Ekonompedia.com – Nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dollar AS dalam beberapa waktu terakhir dikhawatirkan akan berdampak pada kenaikan harga bahan makanan pokok, seperti tepung terigu dan gula.
Menurut sumber terpercaya [URL yang tidak valid dihapus] pelemahan rupiah dapat meningkatkan biaya impor bahan baku makanan tersebut, yang pada akhirnya dapat diteruskan kepada konsumen.
Tepung terigu, sebagai bahan utama pembuatan roti, mie, dan berbagai makanan olahan lainnya, berpotensi mengalami kenaikan harga akibat anjloknya rupiah. Hal ini dikarenakan Indonesia masih mengimpor sebagian besar kebutuhan tepung terigunya.
Gula juga berpotensi mengalami kenaikan harga karena faktor yang sama. Fluktuasi nilai tukar rupiah dapat mempengaruhi harga gula impor, yang pada gilirannya dapat mendorong kenaikan harga gula di pasaran domestik.
Pemerintah telah menyatakan akan memantau situasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas harga bahan makanan pokok. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memgasur stok bahan makanan dan melakukan operasi pasar.
Masyarakat diimbau untuk:
- Memantau informasi terkait perkembangan harga bahan makanan.
- Membeli bahan makanan secukupnya untuk menghindari panic buying.
- Memilih produk lokal sebagai alternatif untuk menekan konsumsi produk impor.
Pemerintah dan asosiasi terkait diharapkan dapat:
- Terus memantau pergerakan nilai tukar rupiah dan harga bahan makanan.
- Melakukan langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga bahan makanan pokok.
- Meningkatkan produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
Mari bersama-sama menjaga ketahanan pangan nasional dengan bersikap bijak dalam konsumsi bahan makanan dan mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan.