EKONOMPEDIA.COM-Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, melontarkan saran kontroversial pada 2 Juli 2024, mendorong Perguruan Tinggi Swasta (PTS) untuk menarik biaya tinggi saat wisuda. Alasannya, orang tua di momen bahagia wisuda anaknya rela membayar berapapun.
Pernyataan ini menuai pro dan kontra. Di satu sisi, beberapa pihak melihatnya sebagai peluang bisnis bagi PTS untuk meningkatkan pendapatan. Di sisi lain, banyak yang mengkritiknya sebagai eksploitasi momen bahagia dan menambah beban finansial bagi orang tua.
Analisis Peluang Bisnis:
- Wisuda merupakan momen sekali seumur hidup yang diwarnai kebahagiaan dan rasa bangga. Orang tua rela mengeluarkan uang untuk mengabadikan momen spesial ini.
- PTS dapat menawarkan berbagai paket wisuda dengan harga bervariasi, termasuk jasa fotografi, video, souvenir, dan dekorasi.
- Bekerjasama dengan vendor terpercaya untuk memberikan layanan terbaik dan menarik minat wisudawan dan orang tua.
Kekhawatiran Eksploitasi Momen Bahagia:
- Biaya wisuda yang tinggi dapat menjadi beban finansial bagi orang tua, terutama dari kalangan kurang mampu.
- Hal ini dapat menimbulkan kecemburuan sosial dan memperlebar kesenjangan ekonomi di kalangan mahasiswa.
- Eksploitasi momen bahagia dikhawatirkan mencederai makna wisuda sebagai simbol pencapaian pendidikan.
Saran Alternatif:
- PTS dapat mencari sumber pendapatan lain yang tidak membebani mahasiswa dan orang tua, seperti menjalin kerjasama dengan industri, mengembangkan program penelitian, atau mengoptimalkan aset yang dimiliki.
- Pemerintah perlu memperkuat regulasi terkait biaya pendidikan di PTS untuk memastikannya wajar dan terjangkau.
- PTS perlu mengedepankan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan, termasuk dalam menentukan biaya wisuda.
Saran Muhadjir Effendy untuk menarik biaya tinggi saat wisuda PTS patut dipertimbangkan dengan cermat.
Meskipun terdapat peluang bisnis, perlu diingat bahwa pendidikan bukan semata-mata komoditas. Eksploitasi momen bahagia wisuda harus dihindari agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi mahasiswa, orang tua, dan makna pendidikan itu sendiri.
Penting untuk mencari solusi yang seimbang antara kepentingan bisnis PTS dengan hak dan kemampuan finansial mahasiswa dan orang tua.
Pemerintah, PTS, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua.