Mentan Amran Blak-blakan: 10 Biang Kerok yang Membuat Produksi Padi RI Turun

By Redaksi 3 Min Read
Mentan Amran Blak-blakan: 10 Biang Kerok yang Membuat Produksi Padi RI Turun (Ilustrasi)
Mentan Amran Blak-blakan: 10 Biang Kerok yang Membuat Produksi Padi RI Turun (Ilustrasi)
- Advertisement -

Ekonompedia.com – Dalam beberapa tahun terakhir, produksi padi di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, secara blak-blakan mengungkapkan sepuluh faktor utama yang menjadi biang kerok di balik penurunan ini. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras pada tahun 2023 tercatat sebanyak 31,1 juta ton, turun 440.000 ton atau 1,39% dibandingkan tahun sebelumnya1.

  1. Penyusutan Luas Tanam: Luas tanam padi selama Oktober 2023 hingga Februari 2024 tercatat hanya 5,49 juta hektare, turun 1,9 juta hektare atau 26,3% dibandingkan periode yang sama pada 2015-20191. Penurunan ini berdampak langsung pada luas panen dan produksi padi nasional.
  2. Penurunan Volume Pupuk Subsidi: Volume pupuk subsidi yang terus menurun menjadi salah satu penyebab utama. Pada tahun 2019, alokasi pupuk subsidi mencapai 8,87 juta ton, namun pada tahun 2024 turun hampir 50% menjadi 4,73 juta ton1. Hal ini menyebabkan produksi padi tidak optimal.
  3. Akses Terbatas ke Pupuk Subsidi: Banyak petani yang tidak bisa mengakses pupuk subsidi karena keterbatasan Kartu Tani. Sekitar 20% petani tidak dapat menggunakan Kartu Tani untuk mendapatkan pupuk subsidi1.
  4. Dampak El Nino: Cuaca ekstrem akibat El Nino sejak tahun lalu juga berkontribusi pada penurunan produksi padi2.
  5. Regulasi yang Tidak Mendukung: Petani yang telah melakukan tanam dua kali dilarang mendapatkan pupuk subsidi. Selain itu, petani yang tinggal di hutan produksi tidak bisa mendapatkan bantuan pemerintah seperti alat mesin pertanian (alsintan), bibit, dan pupuk subsidi2.
  6. Anggaran Pupuk yang Dikurangi: Anggaran untuk pupuk yang dikurangi saat harga pupuk mahal juga berdampak pada penurunan produksi2.
  7. Keterbatasan Infrastruktur: Infrastruktur pertanian yang belum memadai, seperti irigasi dan jalan akses ke lahan pertanian, turut mempengaruhi produktivitas padi.
  8. Kurangnya Teknologi Pertanian: Penggunaan teknologi pertanian yang masih minim di kalangan petani menyebabkan efisiensi produksi yang rendah.
  9. Masalah Distribusi: Distribusi pupuk dan benih yang tidak merata menyebabkan beberapa daerah kekurangan pasokan penting untuk produksi padi.
  10. Keterbatasan Modal Petani: Banyak petani yang kesulitan mendapatkan modal untuk membeli pupuk, benih, dan alat pertanian yang dibutuhkan.

Meskipun produksi padi menurun, Amran memastikan bahwa stok beras untuk kebutuhan pada Maret hingga Mei 2024 dalam kondisi aman1Pemerintah juga telah menambah anggaran pupuk subsidi sebanyak Rp14 triliun sehingga volume pupuk subsidi pada tahun 2024 bisa ditingkatkan menjadi 9,55 juta ton1.

Dengan mengatasi sepuluh biang kerok ini, diharapkan produksi padi di Indonesia dapat kembali meningkat dan memenuhi kebutuhan pangan nasional. Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk mengatasi tantangan ini demi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan Indonesia.

- Advertisement -
Share This Article