Ekonompedia.com – Gelombang kecemasan melanda industri manufaktur Indonesia seiring dengan melonjaknya harga bahan baku terbang dalam beberapa bulan terakhir. Kenaikan harga ini dikhawatirkan akan berimbas pada biaya produksi yang membengkak, berpotensi menghambat pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Adhi, Ketua Asosiasi Industri Manufaktur Indonesia (APMI) Jawa Timur, mengungkapkan kekhawatirannya dalam sebuah wawancara dengan Bisnis.com, “Kami sangat khawatir dengan dampak kenaikan harga bahan baku dan energi, serta biaya logistik yang juga naik. Hal ini dikhawatirkan akan membebani ongkos produksi dan berpotensi menghambat daya saing industri manufaktur di Indonesia.”
Kenaikan harga bahan baku ini dipicu oleh berbagai faktor, di antaranya:
- Konflik geopolitik: Perang antara Iran dan Israel telah mengganggu pasokan bahan baku penting seperti logam dan plastik.
- Kebijakan moneter ketat: Bank sentral di negara-negara maju menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi, yang menyebabkan dolar AS menguat dan mendorong harga bahan baku yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut.
- Permintaan global yang tinggi: Permintaan bahan baku yang melonjak di tengah pemulihan ekonomi global juga turut mendongkrak harga.
Dampak kenaikan harga bahan baku ini sudah mulai dirasakan oleh para pelaku industri manufaktur. Banyak perusahaan yang terpaksa menaikkan harga jual produk mereka untuk menutupi biaya produksi yang lebih tinggi. Hal ini dikhawatirkan akan memicu inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat.
Pemerintah didesak untuk mengambil langkah-langkah strategis untuk membantu industri manufaktur dalam menghadapi situasi ini. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
- Membuka akses terhadap bahan baku alternatif: Pemerintah dapat membantu mencarikan sumber bahan baku alternatif dari negara lain untuk mengurangi ketergantungan pada negara-negara yang dilanda konflik.
- Memberikan subsidi atau insentif: Pemerintah dapat memberikan subsidi atau insentif kepada industri manufaktur untuk membantu meringankan beban biaya produksi.
- Mempermudah regulasi: Pemerintah dapat mempermudah regulasi dan perizinan usaha untuk meningkatkan efisiensi dan menekan biaya logistik.
Industri manufaktur merupakan salah satu sektor penting bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memberikan perhatian dan dukungan yang maksimal agar industri ini dapat terus berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Data Pendukung:
- Menurut data BPS, sektor manufaktur mengalami pertumbuhan sebesar 5,32% pada triwulan I tahun 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
- Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB Indonesia mencapai 19,2% pada tahun 2023.
- Industri manufaktur mempekerjakan sekitar 14 juta orang di Indonesia.