Kisah Sritex: Dulu Kena Suspend BEI, Kini Diterpa Isu Bangkrut

By akbarokah 4 Min Read
Kisah Sritex: Dulu Kena Suspend BEI, Kini Diterpa Isu Bangkrut (Ilustrasi)
Kisah Sritex: Dulu Kena Suspend BEI, Kini Diterpa Isu Bangkrut (Ilustrasi)
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM-Sritex, atau PT Sri Rejeki Isman Tbk, adalah salah satu raksasa industri tekstil di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan berperan besar dalam perekonomian nasional. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1966 ini telah melintasi berbagai era, menunjukkan daya tahan dan inovasi yang mengesankan. Namun, seperti pepatah mengatakan, “tidak ada yang abadi di dunia ini,” Sritex pun harus menghadapi kenyataan pahit. Setelah sempat terkena suspensi perdagangan saham oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), kini perusahaan ini kembali diterpa isu kebangkrutan.

Sritex bukanlah nama asing dalam industri tekstil dan garmen. Dengan lebih dari 55 tahun pengalaman, perusahaan ini telah menjadi salah satu produsen utama seragam militer dan berbagai produk tekstil lainnya, baik untuk pasar domestik maupun internasional. Keberhasilan ini tidak lepas dari komitmen perusahaan terhadap kualitas dan inovasi.

Namun, pada tahun 2021, Sritex mengalami guncangan hebat. Bursa Efek Indonesia memutuskan untuk menangguhkan perdagangan saham Sritex pada 18 Mei 2021. Langkah ini diambil menyusul ketidakmampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya yang mencapai US$350 juta atau sekitar Rp5 triliun. Ini adalah awal dari serangkaian masalah yang memperparah kondisi finansial perusahaan.

Baru-baru ini, isu kebangkrutan kembali mencuat dan semakin memperburuk citra Sritex. Situasi ini diperparah dengan adanya permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan oleh para kreditur. Menurut laporan, total utang Sritex saat ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp21 triliun. Angka ini mencakup utang dalam bentuk obligasi dan pinjaman bank yang tersebar di beberapa negara.

- Advertisement -

Menghadapi situasi ini, manajemen Sritex berupaya mencari solusi terbaik. Salah satu langkah yang diambil adalah melakukan restrukturisasi utang untuk mengurangi beban finansial perusahaan. Namun, upaya ini tidaklah mudah dan membutuhkan waktu serta kesepakatan dari berbagai pihak.

Krisis yang melanda Sritex tidak hanya berdampak pada perusahaan itu sendiri, tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang luas. Ribuan karyawan Sritex di berbagai pabriknya kini menghadapi ketidakpastian mengenai masa depan pekerjaan mereka. Selain itu, para pemasok bahan baku dan mitra bisnis Sritex pun ikut terkena dampaknya.

Industri tekstil Indonesia, yang selama ini menjadi salah satu pilar ekonomi nasional, juga merasakan imbasnya. Kepercayaan investor terhadap sektor ini bisa tergerus akibat isu kebangkrutan yang menimpa salah satu pemain terbesar di industri ini.

Menghadapi situasi ini, berbagai pihak berharap Sritex bisa bangkit kembali. Pemerintah, melalui Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan, diharapkan dapat memberikan dukungan yang diperlukan. Penyelamatan Sritex bukan hanya soal menyelamatkan satu perusahaan, tetapi juga menjaga stabilitas industri tekstil nasional.

Dukungan dari pihak perbankan dan kreditur juga sangat krusial. Restrukturisasi utang yang berhasil akan memberikan kesempatan bagi Sritex untuk memperbaiki kondisi finansialnya dan kembali beroperasi secara normal. Ini akan mengamankan ribuan lapangan kerja dan menjaga kelangsungan industri tekstil Indonesia.

- Advertisement -

Kisah Sritex adalah cerminan dari tantangan yang dihadapi oleh industri besar dalam menghadapi perubahan ekonomi dan dinamika pasar global. Dengan dukungan yang tepat dan strategi yang efektif, Sritex memiliki peluang untuk bangkit kembali. Penyelamatan Sritex adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan kerjasama dari pemerintah, perbankan, kreditur, dan seluruh pemangku kepentingan. Hanya dengan cara inilah, kita dapat memastikan bahwa industri tekstil Indonesia tetap kuat dan mampu bersaing di pasar global.

- Advertisement -
Share This Article