Jelang Kenaikan Suku Bunga The Fed Rupiah Bertahan dibawah 15.000 per US$

2 Min Read
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM – Senin, 25 Juli 2022 Rupiah menguat atas Dolar Amerika Serikat (AS), tercatat menguatanya nilai tukar rupiah mencapai 0,15% ke level Rp. 14.991 per dollar. Hal tersebut karena sikap hawkish The Fed yang berkurang, akhirnya mendorong rupiah untuk menguat terhadap dollar AS.

Mengutip tayangan pada saluran TV Bloomberg, hingga pukul 09.35 WIB mata uang Rupiah semakin kuat dibandingkan mata uang negara lain. Nilai tukar rupiah diposisi Rp. 14.967 per dollar AS, sedangkan mata uang asia juga ikut menguat, diantaranya Jepan Yen menguat 0,07%, Won Korea 0,27%, Peso Filipina 0,13%, Rupee India 0,13%, dan Ringgit Malaysia 0,01%. Sementara itu Yen Cina melemah 0,005%, bath Thailand 0,04%, dan Dolar Singapura 0,01%.

Hal senada juga disampaikan oleh Lukman Leong DCFX Futures, nilai tukar rupiah menguat karena pasar mengantisipasi  Federasi Open Market Comitte (FOMC) tidak telalu hawkish sehingga tidak mendorong penguatan dolar.

“Meskipun rupiah menguat, tapi mungkin akan terbatas, mengingat pasar cenderung wait and see hingga keputusan The Fed,” ujar Lukman senian (25/07/2022)

- Advertisement -

Ia juga memperkirakan, bahwa nilai mata uang rupiah akan beranjak, yang semula hanya Rp. 14.950 akan bergerak pada angka Rp. 15.050 per dolar AS.

The Fed akan menggelar rapat bersama dewan gubernur pada tanggal 25-26 Juli, beberapa hari terakhir mengalamai kenaikan sekitar 75 basis poin keterangan dari beberapa pejabat Fed. Kenaikan 75 bps pada bulan lalu adalah pertama sejak tahun 1994.

Menurut organisasi Reuters 14-20 Juli lalu, 98 dari 102 ekonom memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga di angka 75 basis poin pada akhir pertemuan 26-27 juli menjadi 2,25% – 2,50%, dan sisananya beranggapan akan menaikan 100 basis poin.

Kenaikan suku bunga agresif saat ini membawa kekhawatiran resesi yang luar biasa, Amerika Serikat diprediksi akan mengalami resesi sebesar 40% di tahun ini, dan kemungkinan akan mengalami keningkatan di dua tahun kedepan sebesar 50%.

Beberapa ekonom berharap dari lambatnya laju ekonomi mampu menahan inflasi, sehingga The Fed akan mengurangi suku bunga di bulan berikutnya. Sumber : katadata.com

- Advertisement -
- Advertisement -
Share This Article