EKONOMPEDIA.COM-Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, selama ini dikenal dengan hasil alamnya, khususnya buah salak. Tapi, berkat kreatifitas warga Desa Wedi, biji dari buah bersisik berwarna cokelat itu, diolah menjadi kopi salak.
Tentu saja inovasi di bidang teknologi pangan ini, menjadi menarik diikuti, setidaknya bagi penggemar kopi. Apalagi produk kopi biji salak ini, kabarnya baru pertama kali dan ini tentu akan menjadi pemburu penikmat kopi.
Adalah, Ibu Arum, satu di antara pelopor inovasi kopi salak. Ditemui jurnalis Ekonompedia.com, Akbar Fikri di rumahnya yang bersih di Desa Wedi diterima dengan ramah. Perempuan ini lalu menceritakan proses di balik inovasi biji salak diolah menjadi kopi.
“Saya ingin salak dari Desa Wedi ini dikenal lebih luas. Karena itulah saya bereksperimen untuk mengolah salak menjadi produk lain yang lebih bernilai. Dari sana lahirlah ide kopi biji salak ini,” ujar ujarnya pada Minggu 27 Oktober 2024.
Diceritakan Ibu Arum, proses pembuatan kopi salak dimulai dari pemilihan biji salak yang berkualitas. Di antaranya, dipilih dari buah salak yang sudah matang, lalu bijinya dikumpulkan. Selanjutnya, biji dikeringkan, dipotong kecil-kecil.
Setelahnya potongan biji salak disangrai (digoreng tanpa minyak), lalu ditumbuk lembut dan diolah sedemikian rupa. Biji salak yang telaah berubah menjadi bubuk halu ini menghasilkan rasa dan aroma yang khas. “Kami ingin memberikan pengalaman berbeda bagi penikmat kopi. Ada cita rasa yang khas dari buah salak yang membuat kopi ini unik,” ujarnya.
Ibu Arum menambahkan, kopi salak ini adalah produk lokal yang bisa mengangkat ekonomi masyarakat Desa Wedi.

Ikut Lomba untuk Mempopulerkan Kopi Salak
Selain berhasil menciptakan inovasi kopi salak, Ibu Arum juga aktif dalam perlombaan untuk mempopulerkan produknya. Salah satunya lomba agribisnis tanaman pangan dan holtikultura yang diadakan oleh Gubernur Jawa Timur Tahun 2022. Dari lomba ini Ibu Arum berhasil membawa pulang penghargaan juara 3 dalam kategori pelaku usaha olahan tanaman pangan dan holtikultura.
“Proses yang kami lalui sangat panjang dan berhasil menjadi perwakilan dari Kabupaten Bojonegoro ke tingat provinsi,” ungkap Subkhan suami Ibu Arum.
Salah satu pelanggan kopi salak, Ali Syafaat, menceritakan pengalamannya mencicipi kopi salak ini. Awalnya ia penasaran dengan produk kopi salak. Itu karena dirinya adalah pecinta kopi dan tertarik dengan produk lokal.
“Setelah mencoba, ternyata rasanya unik, ada manis alami dari salak tapi tetap terasa seperti minum kopi. Sangat cocok untuk dinikmati semua kalangan,” ujar Ali.
Menurutnya, inovasi ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga kebanggaan akan produk lokal yang khas dan berkualitas. Ali berharap kopi salak ini bisa dikenal lebih luas lagi, menjadi produk unggulan. Juga produk ini jai ciri khas masyarakat Desa Wedi. “Tentu ini, ikut mendukung perekonomian desa,” tandas Ali.
Merambah Pasar Kota
Kopi salak buatan Ibu Arum kini juga telah merambah pasar luar kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang dipasarkan melalui online shop. Selain itu, peminatnya juga dari luar pulau dan mendapat sambutan positif.
Produk kopi salak juga ditampilkan dengan kemasan yang menarik dan kualitas yang terjamin. Ibu Arum berharap produk kopi salak ini akan terus berkembang.
“Inovasi kopi salak Wedi tak hanya menawarkan keunikan, tetapi juga menyuarakan pentingnya mendukung produk lokal yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Penulis : Akbar Fikri
Editor : Widiatmiko