EKONOMPEDIA.COM-Harga emas kembali berfluktuasi di pasar global. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan The Federal Reserve (Fed) dan situasi geopolitik global.
Harga emas telah naik lebih dari 4% sejak Kamis, didorong oleh ekspektasi pelonggaran moneter, ketegangan geopolitik, dan risiko kemunduran pasar ekuitas. Dana makro dan momentum pembelian oleh penasihat perdagangan komoditas berkontribusi terhadap kenaikan tersebut.
Kebijakan The Fed menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga emas. Spekulasi mengenai perubahan suku bunga The Fed dan berlanjutnya ketegangan geopolitik membuat emas tetap bersinar. Pasar swap menunjukkan peluang penurunan suku bunga sebesar 64% pada Juni, probabilitas yang lebih tinggi dibandingkan awal bulan lalu.
Situasi geopolitik juga berperan dalam fluktuasi harga emas. Meningkatnya risiko koreksi pasar saham – yang ditandai oleh lemahnya data manufaktur AS pada hari Jumat – mungkin telah membujuk beberapa investor untuk keluar dari ekuitas dan beralih ke emas. Pada bulan-bulan pertama tahun ini, peran emas sebagai aset safe haven semakin dipertegas oleh meningkatnya risiko geopolitik, dengan serangan terhadap pelayaran di Laut Merah yang menunjukkan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Meski demikian, analis pasar masih optimis terhadap prospek emas. “Kami memperkirakan harga emas akan diperdagangkan lebih tinggi tahun ini karena permintaan safe-haven terus mendukung di tengah ketidakpastian geopolitik dengan perang yang sedang berlangsung dan pemilu AS yang akan datang,” kata Ewa Manthey, ahli strategi komoditas di ING Groep.
Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi harga emas, investor diimbau untuk selalu memantau perkembangan pasar dan membuat keputusan investasi yang bijaksana. Mari kita dukung kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia ini sebagai bagian dari upaya bersama untuk memastikan bahwa stabilitas ekonomi Indonesia dapat terus terjaga dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.