Fatkhul Ilma, Petani Milenial Pencetus Inovasi Melon Smart Farming di Bojonegoro

By akbarokah 3 Min Read
Fatkhul Ilma, Petani Milenial Pencetus Inovasi Melon Smart Farming di Bojonegoro (Ilustrasi)
Metode pertanian berbasis teknologi, yaitu Greenhouse pertama di Desa Bendo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. (Foto: Akbar Fikri/Ekonompedia.com)
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM-Kabupaten yang dikenal sebagai lumbung energi migas ini kini juga menjadi pusat perhatian di sektor pertanian. Di Desa Bendo, Kecamatan Kapas, Fatkhul Ilma,27, tahun, menjadi sosok inspiratif di balik inovasi smart farming yang memadukan teknologi modern dengan kearifan lokal.

Ilma, melalui inisiatifnya mendirikan Djoyo Tani, telah memperkenalkan metode pertanian berbasis teknologi. Greenhouse pertama di desanya dibangun dengan modal Rp150–200 juta. Menggunakan teknik hidroponik berbasis serabut kelapa, sistem ini dilengkapi irigasi otomatis berbasis Internet of Things (IoT).

Teknologi ini memungkinkan efisiensi air hingga 70 persen, mengurangi risiko gagal panen akibat hama atau cuaca ekstrem, dan meningkatkan hasil panen melon secara signifikan.
Melon Premium dengan Standar Global.

Farkhul Ilma, petani muda tengah sibuk dengan tanaman melon di Greenhouse di Desa Bendo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro.

Dua varietas melon unggulan yang dikembangkan adalah Sweetnet asal Thailand dan Glamour Sakata dari Jepang. Keduanya dikenal dengan rasa manis yang khas dan kualitas premium. Sebagian hasil produksi bahkan sudah merambah pasar ekspor. “Kami menggunakan bibit impor untuk memastikan kualitas terbaik bagi pelanggan lokal maupun global,” ujar Ilma.

- Advertisement -

Dari greenhouse seluas 500 meter persegi, Ilma mampu meraih omzet hingga Rp45 juta per panen. Keberhasilannya diakui dengan penghargaan di bidang teknologi pertanian, menjadikannya pionir dalam implementasi smart farming di Bojonegoro.

Ilma bertekad mengubah stigma bahwa bertani itu sulit dan tidak menarik. “Dengan teknologi, bertani bisa kreatif, bersih, dan kompetitif di pasar global. Saya ingin menunjukkan bahwa sektor ini menjanjikan, terutama bagi generasi muda,” katanya pada Ekonompedia.com, Ahad 8 Desember 2024.

Pendekatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat sekitar. Banyak petani di Desa Bendo mulai belajar metode smart farming dari Ilma, yang rutin memberikan edukasi melalui Djoyo Tani.

Harapan untuk Bojonegoro sebagai Pusat Pertanian Modern

Ke depan, Ilma berencana memperluas akses edukasi dan menjadikan Bojonegoro sebagai pusat pertanian modern di Jawa Timur. “Harapan saya, petani bisa memanfaatkan teknologi untuk bersaing di era global. Bojonegoro punya potensi besar menjadi pusat pertanian cerdas di Indonesia,” ujarnya optimis.

- Advertisement -

Ilma berencana memperluas jaringan edukasi Djoyo Tani dan membuka akses lebih besar bagi petani lain untuk mempelajari smart farming. “Harapan saya,para petani harus mampu memanfaatkan peluang, agar nantinya tidak kalah bersaing di perkembangan teknologi sekarang, saya juga berharap Bojonegoro bisa menjadi pusat pertanian modern di Jawa Timur, bahkan Indonesia,” tambahnya.

Fatkhul Ilma membuktikan bahwa sektor pertanian bukan sekadar tradisi, melainkan peluang menciptakan masa depan yang lebih baik. Dengan teknologi, Ilma menginspirasi generasi muda untuk menjadikan pertanian sebagai sektor yang menarik, inovatif, dan berdaya saing tinggi.

Penulis : Akbar Fikri
Editor : Widiatmiko

- Advertisement -
- Advertisement -
Share This Article