Elon Musk Ubah Twitter Jadi X, Ngapain Sih?

By Ekonompedia 3 Min Read
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM – Twitter secara resmi melakukan rebranding dengan perubahan logo dan nama aplikasi menjadi X pada Senin (24/7/2023). Selanjutnya, Elon Musk, sebagai bos Twitter, juga berencana mengubah domain menjadi x.com.

Obsesi Elon terhadap huruf X sudah terlihat dari merek-merek dagangnya sebelum ini, seperti perusahaan teknologi luar angkasa SpaceX, model tesla dengan nama X, situs perbankan online dengan nama X, dan kali ini saatnya Twitter berubah menjadi X.

Twitter Tak Lagi Relevan

Dalam rangkaian tweetnya, Elon menyampaikan, perubahan ini dilakukan karena Twitter sudah tidak relevan dengan tujuan perusahaan setelah ia mengambil alih perusahaan tersebut tahun lalu.

- Advertisement -

Benyak perubahan semenjak ia mengambil alih, misalnya sistem subscription sudah memfasilitasi untuk berbuat lebih. Kini Twitter dapat mengunggah konten sepanjang lebih dari 140 karakter dan juga video yang berdurasi panjang.

Bukan hanya sekadar sebagai media sosial, Elon memiliki tujuan yang lebih besar, dan burung biru akan menjadi batasan dalam perubahan ini.

Perubahan besar-besaran Twitter menjadi X akan menjadikannya sebuah superapps. X akan menyediakan komunikasi yang komperhensif, hingga menjadi platform finansial dan dapat memantau kinerja keuangan dunia.

“Beberapa bulan mendatang, kami akan menambahkan komunikasi komprehensif dan kemampuan untuk menjalankan seluruh aktivitas keuangan Anda. Nama Twitter sudah tidak relevan dalam konteks itu, jadi kami harus mengucapkan selamat tinggal pada burung tersebut,” tulis Elon Musk.

Dapat Terjadi Gugatan

- Advertisement -

Para ahli mengatakan bahwa Elon bisa saja digugat atas rebranding Twitter menggunakan alfabet “X” tersebut.

“Ada kemungkinan bahwa Twitter akan dituntut atas hal ini oleh seseorang,” ujar pengacara merek dagang Josh Gerben.

Pasalnya, Josh mengatakan hampir 900 merk dagang aktif di Amerika Serikat mencakup huruf “X”. Merk dagang ini meliputi kepemilikan nama, merk, logo, dan slogan. Apabila penggunaan huruf “X” ini menyebabkan kebingungan, pemilik merk dagang dapat mengeklaim pelanggaran tersebut. Gugatan dapat berupa ganti rugi uang maupun pemblokiran penggunaan.

- Advertisement -

Dikutip dari Reuters, sebenarnya merk dagang X sudah digunakan oleh Microsoft sejak tahun 2003 terkait dengan Xbox.

Selain itu, perusahaan Meta juga memiliki merek dagang dengan huruf “X” yang sudah dipatenkan dari tahun 2019.

Sampai saat ini belum ada komentar dari dua perusahaan tersebut. Namun mereka bisa saja menuntut Elon apabila mereka merasa terancam lantaran huruf “X” melanggar ekuitas merek mereka.

 

Dengan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Twitter yang kini menjadi X bukan lagi media sosial seperti yang kita tahu sebelumnya. Malah seperti entitas yang sepenuhnya baru.

Reaksi warganet tentunya beragam. Banyak yang merasa akan kehilangan media sosial favorit mereka. Disebut-sebut juga Elon seperti ingin menyaingi dan membawa WeChat ke dunia barat. Ada pula yang berharap X dapat mencakup social commerce seperti TikTok untuk mewadahi bisnis-bisnis kecil.

Bagaimana menurut kawan ekonom?

 

- Advertisement -
Share This Article