Perpindahan bintang sepak bola Neymar JR ke klub asal Arab Saudi, Al-Hilal, banyak menjadi perbincangan. Pasalnya Neymar JR yang awalnya diisukan akan transfer kembali ke klub asalnya Barcelona FC, kandas usai ia menandatangani kontrak bersama Al-Hilal Rabu, 16 Agustus 2023 lalu.
Setelah Ronaldo memasuki Liga Arab melalui klub Al-Nasr, para bintang Eropa berbondong-bondong mengikuti jejak sang bintang, mulai dari Benzema, Mane, Ruben Neves, Sergej Milinkovic-Savis, dan yang terbaru Neymar JR.
Perpindahan Neymar JR ke Klub Al-Hilal menuai kontroversi, dari gaji yang diperoleh, hingga fasilitas yang didapatkan selama membela klub tersebut.
Gaji yang Fantastis
Deal kontrak Neymar di Klub Al-Hilal selama dua tahun mencapai 300 juta Dolar A.S., jika dirupiahkan sebanyak 4,5 triliun rupiah, dilansir dari akun X milik Fabrizio Romano.
Kemudian Benzema di Klub Al-Ittihad, dilansir dari sports.sindonews.com, menerima sebesar 200 juta euro per musim, setara dengan 3,1 triliun rupiah.
Sedangkan untuk Ronaldo, sebagai magnetnya bintang Eropa di Liga Arab, Al-Nasr memberikannya 200 juta USD per tahun untuk dua musim. Jika dirupiahkan sekitar Rp3 triliun lebih per tahun atau Rp6 triliun dalam dua tahun masa kontraknya.
Seperti hujan bintang di tanah Arab. Setelah #halaronaldo yang menggemparkan jagad dunia maya, datangnya bintang-bintang itu kian menghiasi wajah Arab yang mulanya terkenal sebagai surganya minyak, menjadi makin elok dengan melebarkan sayapnya ke ranah yang baru. Lalu apa yang menjadi alasan Arab melakukan ekspansi, merekrut mega bintang sepak bola khususnya?
Menjadi Negara Digdaya
Arab memang sudah kaya, pendapatannya ditopang oleh minyak dan turis saat ibadah haji juga umroh. Melansir dari idxxhannel.com total pendapatan Kerajaan Arab pada tahun 2022 mencapai SR 1,268 triliun.
Jadi tak heran jika Kerajaan memborong bintang sepak bola Eropa untuk berlaga di Liga Arab. Selain itu Mohamed bin Salman selaku Pangeran Arab juga telah membeli klub Eropa, Newcastle United seharga 305 juta Pound sterling atau setara Rp 5,9 triliun.
Mengutip CNN International, analis berpendapat perekrutan bintang Eropa ini guna meningkatkan pamor olaharaga di negara tersebut. Di sisi lain, pihak Kerajaan juga ingin membersihkan citranya dari beberapa kasus yang telah menimpa, seperti kasus pembunuhan kolomnis Washington Post Jamal Khasoggi pada tahun 2018 di tangan agen Saudi, maupun perang dahsyat yang dimulai di Yaman pada 2015.
“Saya pikir Arab Saudi telah mengakui beberapa tahun yang lalu bahwa untuk menjadi negara yang kuat secara internasional, Anda tidak bisa hanya mengandalkan hard power,” ujar Danyel Reiche, peneliti tamu dan profesor di Georgetown University Qatar.
“Anda juga perlu berinvestasi dalam soft power, dan kasus Qatar menunjukkan bahwa ini dapat bekerja dengan baik,” katanya.
Arab Saudi mengikuti pendekatan Qatar dengan olahraga, meskipun tertunda selama 25 tahun. Namun, Saudi juga punya target ambisius menjadi tuan rumah Piala Dunia di tahun 2030 mendatang.(Far)