EKONOMPEDIA.COM-Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atau yang lebih dikenal dengan harga gas murah untuk sektor-sektor industri tertentu telah memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan industri nasional. Kebijakan ini membuat sejumlah industri menikmati harga gas senilai US$ 6 per MMBTU dari harga di pasaran saat ini yang bisa mencapai US$ 15 per MMBTU.
Tujuh sektor industri yang mendapatkan manfaat dari kebijakan ini adalah pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, hingga sarung tangan karet12. Kebijakan ini telah berhasil mengungkit utilisasi industri keramik nasional dari sekitar 60% pada 2020 menjadi 78% pada 2024
Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan bahwa kebijakan HGBT menjadi kunci daya saing industri domestik. “Kami memiliki keyakinan bahwa pemerintah baru akan melanjutkan kebijakan ekonomi Presiden Joko Widodo saat ini, salah satunya perpanjangan Peraturan Presiden No. 121 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Gas Bumi,” kata Edy.
Kebijakan HGBT juga berkontribusi terhadap peningkatan pajak, penambahan devisa dengan peningkatan ekspor dan penghematan devisa karena penurunan impor, peningkatan investasi serta penambahan serapan tenaga kerja. Dengan demikian, kebijakan ini telah membantu industri nasional untuk tumbuh dan survive di tengah tantangan ekonomi global.
Namun, kebijakan ini akan berakhir pada Desember 2024. Oleh karena itu, para pelaku industri berharap kebijakan ini dapat berlanjut demi menjaga daya saing industri hingga harga pangan. Mereka meminta pemerintah untuk memaksimalkan kebijakan HGBT di masa depan.
Dengan melihat dampak positif yang telah dihasilkan oleh kebijakan HGBT, kita semua berharap bahwa pemerintah akan mempertimbangkan untuk memperpanjang kebijakan ini. Karena dengan demikian, industri nasional akan dapat terus tumbuh dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.