EKONOMPEDIA.COM-PT Chubbsafes Indonesia, produsen brankas asal Swedia yang memiliki fasilitas produksi di Cikarang, mengungkapkan bahwa kondisi geopolitik dan perang mempengaruhi penjualan ekspor mereka ke sejumlah negara. Chubbsafes Indonesia selama ini mengekspor 70% produk ke luar negeri.
Presiden Direktur Chubbsafes Indonesia, Joao Vitorio, menyatakan bahwa perang membuat permintaan akan brankas ke sejumlah negara menurun. Namun, efeknya tidak terjadi secara langsung. “Terkait perang dan masalah geopolitik, contohnya perang Ukraina-Rusia, kemudian perang di Palestina. Terutama perang Ukraina-Rusia kami melihat efek (terhadap penjualan) agak terlambat setelah perang. Tahun lalu, kita melihat ada efek (kepada penjualan) tapi order situasi sekarang sudah membaik,” ungkap Joao.
Efeknya memang kepada ekspor yang sedikit terhambat, khususnya pada pelanggan di luar negeri, khususnya di Eropa. Sedangkan pasar Asia Tenggara hanya terpengaruh sedikit. Adapun, pabrik brankas Chubbsafes yang berdiri di atas lahan seluas 10.000 ini mampu menghasilkan 70% produk untuk ekspor, sementara 30% lainnya untuk pasar domestik.
Hingga saat ini, produsen brankas Chubbsafes telah menyerap tenaga kerja hingga 350 pekerja dan teknisi profesional yang mampu memproduksi hingga 30.000 unit per tahun. “Pabrik Chubbsafes Indonesia menghasilkan hingga 30.000 brankas, lemari arsip, dan pintu khasanah setiap tahunnya dengan kemampuan proses internal 100%,” imbuh Joao.
Chubbsafes merupakan salah satu merek dari Gunnebo. Yang terbaru, Chubbsafes baru saja meluncurkan brankas tipe rumahan dengan nama FORTIS. Seri ini hadir dalam empat ukuran, mulai dari 35 liter hingga 90 liter, dengan dimensi eksternal yang didesain untuk muat di sebagian besar lemari pakaian.
Dengan demikian, meski ada pengaruh perang terhadap permintaan ekspor brankas, Chubbsafes Indonesia tetap optimis dan berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi dan kualitas produknya.