EKONOMPEDIA.COM– Presiden Kolombia, Gustavo Petro, baru-baru ini mengumumkan bahwa negaranya akan menangguhkan ekspor batu bara ke Israel. Keputusan ini diambil sebagai bentuk teguran Kolombia terhadap perang Israel melawan Hamas di Gaza, Palestina.
Dilansir dari berbagai sumber, Kolombia adalah pemasok batu bara utama Israel dengan ekspor sekitar USD 450 juta pada tahun 2023. Namun, dengan adanya keputusan ini, aliran batu bara dari Kolombia ke Israel akan terhenti.
Petro, yang juga merupakan presiden sayap kiri pertama Kolombia dan pengkritik keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa ekspor batu bara ke Israel akan ditangguhkan ‘sampai genosida berhenti’. Keputusan ini diumumkan dalam berita resmi dan akan mulai berlaku lima hari setelah pengumuman tersebut.
Menurut pemerintah Kolombia, larangan ekspor batu bara ini tidak akan mempengaruhi barang-barang yang telah diizinkan untuk dikirim. Bogota menggarisbawahi peran batu bara sebagai ‘sumber daya strategis untuk pembuatan senjata, mobilisasi pasukan, dan pembuatan perbekalan untuk operasi militer’.
Petro juga mengatakan Kolombia akan berhenti membeli senjata buatan Israel, salah satu pemasok utama pasukan keamanan negara Amerika Selatan tersebut. Pada hari Kamis, Asosiasi Pertambangan Kolombia menyatakan keprihatinannya atas kemungkinan penangguhan ekspor, mengingat perjanjian perdagangan antara kedua negara telah berlaku sejak tahun 2020.
“Israel adalah tujuan utama ekspor batu bara termal Kolombia,” kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa pelarangan pengiriman ‘membahayakan kepercayaan pada pasar dan investasi asing’.
Dengan adanya keputusan ini, diharapkan dapat memberikan tekanan bagi pemerintahan Israel untuk menghentikan genosida di Palestina. Namun, di sisi lain, keputusan ini juga memberikan dampak bagi ekonomi Kolombia, terutama bagi industri batu bara. Oleh karena itu, diharapkan ada solusi yang dapat menyeimbangkan antara upaya memberikan tekanan terhadap Israel dan dampak bagi ekonomi Kolombia.