EKONOMPEDIA.COM-Di Indonesia, tradisi mudik Lebaran menjadi ajang yang tak hanya sekedar pulang ke kampung halaman, tetapi juga sebagai kesempatan emas untuk mempererat tali silaturahmi, menghapus dendam, dan memperbaiki hubungan yang mungkin sempat renggang.
Pada tahun 2024, suasana Lebaran diharapkan akan lebih hangat dan penuh makna. Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah, menekankan pentingnya tradisi mudik ini sebagai akar budaya yang bersumber dari ajaran agama untuk mempererat silaturahmi. Program mudik gratis yang difasilitasi oleh Adira Finance melalui program KURMA (Kembali Seru Bersama) adalah salah satu upaya nyata pemerintah untuk mendukung tradisi ini.
Dengan tema ‘Pergi-Pulang, Sehat, Lancar, Selamat’, program Mudik Ceria 2024 diharapkan dapat membantu masyarakat untuk bertemu dengan keluarga tercinta di kampung halaman. Ini adalah kesempatan bagi para pekerja yang mungkin tidak selalu memiliki kesempatan untuk pulang, untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga.
Lebaran 2024 juga bertepatan dengan tahun politik, dimana Presiden Joko Widodo memberikan kode tentang impor beras yang mungkin terjadi demi Pilpres-Lebaran 2024. Hal ini menunjukkan bahwa Lebaran tidak hanya menjadi momen keagamaan, tetapi juga memiliki implikasi sosial-politik yang lebih luas.
Silaturahmi Lebaran adalah lebih dari sekedar tradisi. Ini adalah fondasi yang memperkuat ikatan kebangsaan dan kesatuan sosial. Di tengah persiapan pemilu yang luber, jurdil, berkualitas, dan berintegritas, Lebaran menjadi saat yang tepat untuk menyatukan hati dan pikiran, serta menghapus segala bentuk dendam dan perselisihan.
Mari kita sambut Lebaran 2024 dengan semangat baru untuk memperbaiki hubungan, memperkuat persaudaraan, dan bersama-sama membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.
