EKONOMPEDIA.COM-Pertamina EP Sukowati Field bekerja sama dengan Lestari Muda Indonesia mengadakan pelatihan pembuatan batik ecoprint pada Selasa 10 Desember 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung pengembangan potensi Kelompok Batik Kembang Sambiloto di Desa Sambiroto sebagai bagian dari Program Pengembangan Masyarakat 2024.
Ketua Kelompok Batik Kembang Sambiloto, Tatik, mengungkapkan bahwa pelatihan ini menjadi momentum penting bagi kelompoknya yang sebelumnya hanya fokus memproduksi batik canting dan cap.
“Pelatihan pembuatan batik ecoprint ini menambah kemampuan kami dalam menghasilkan jenis batik baru yang bisa dipasarkan lebih luas,” kata Tatik pada Ekonompedia.com, Selasa 10 Desember 2024.
Teknik Unik Batik Ecoprint
Pelatihan ini menghadirkan Nurul Cussaibienna sebagai narasumber yang menjelaskan keunikan teknik ecoprint. Ia menyebutkan, batik ecoprint menggunakan bahan-bahan alami seperti bunga, daun, dan kayu untuk menghasilkan motif yang unik dan tidak dapat diulang meskipun bahan yang digunakan sama.
“Motif dan warna pada ecoprint berasal dari bahan alami yang digunakan, seperti daun segar atau kering. Warna lebih jelas saat bahan dalam kondisi segar, tetapi daun kering juga tetap bisa dipakai,” ujar Nurul.
Pada dasarnya, lanjut Nurul, warna daun dan bunga akan lebih jelas/keluar warnanya pada waktu masih segar. Tetapi dalam kondisi keringpun kita masih bisa menggunakannya. “Meski rajin belajar baik ecoprint,” imbuhnya.
Dalam pelatihan tersebut, peserta belajar teknik perebusan dalam ecoprint, meliputi:
- Mordanting: Teknik merendam kain dalam air tawas selama minimal 9 jam untuk membuka serat kain agar menyerap warna. Kemudian Pemrosesan Daun: Dalam hal ini, daun direndam dalam larutan cuka selama 15 menit untuk memunculkan warna gelap dan pola daun.
- Penyusunan: Dimana daun ditata di atas kain beralas plastik, lalu ditutup dengan kain lain. Lalu Penggulungan dan Perebusan: Untuk proses ini, kain digulung, diikat, lalu direbus selama 2 jam, dilanjutkan dengana proses Pengeringan: Pada tahapan akhir, dimana kain yang selesai direbus dijemur di area terbuka.
Antusiasme Peserta
Ratna, salah satu anggota Kelompok Batik Kembang Sambiloto, menyampaikan rasa senangnya mengikuti pelatihan ini.
“Saya senang mendapat ilmu baru. Harapannya, Kelompok Batik Kembang Sambiloto bisa terus memproduksi batik dengan berbagai teknik untuk dipasarkan ke luar Bojonegoro,” ujarnya.
Ratna berharap, pelatihan ini diharapkan mampu mendorong Kelompok Batik Kembang Sambiloto untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan pasar mereka.
Penulis : Dewi Wulan
Editor : Widiatmiko