Batik Gedog Tuban Jadi Ikon Utama Pameran Batik Nasional

4 Min Read
Batik Gedog Tuban Jadi Ikon Utama Pameran Batik Nasional (Ilustrasi)
Salah seorang perajin rumahan sedang memintal kapas untuk jadi kain bahan batik gedog di Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. (Foto: dok. Widiatmiko/Ekonompedia.com)
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM-Batik gedog Tuban akan menjadi ikon utama dalam perayaan Hari Batik Nasional (HBN) 2024 yang berlangsung di Jakarta dari tanggal 2 hingga 6 Oktober 2024. Kegiatan ini akan menonjolkan keunikan batik gedog, yang memiliki motif khas hasil akulturasi budaya pesisir Tuban dan pengaruh budaya Tiongkok.

Hari Batik Nasional yang digelar tiap 2 Oktober ini, seperti menggelorakan asal-muasal batik. Dan tentu saja ini berkaitan dengan puluhan ribu usaha batik berikut para perajn batik yang tersebar banyak di tanah air.

Pameran Batik Nasional ini akan diselenggarakan di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, dan akan dihadiri oleh Yuan Erma Septi Apsari, istri dari Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Tuban. Selain pameran, HBN 2024 juga menggelar berbagai kegiatan lain seperti Batik Fun Run, yang bertujuan untuk meningkatkan kecintaan masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia.

Proses pembuatannya masih dilakukan secara tradisional dengan alat tenun dan bahan baku dari kapas yang dipintal menjadi benang katun, sehingga memiliki nilai budaya yang tinggi dan merupakan warisan leluhur masyarakat Tuban.

- Advertisement -

Sebagai bagian dari pelestarian, Kementerian Perindustrian melalui Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) telah memfasilitasi perlindungan Indikasi Geografis (IG) untuk batik tulis tenun gedog Tuban, guna memastikan keaslian dan memperluas pasar domestik serta internasional.

Tahun 2023, nilai ekspor batik Indonesia mencapai USD17,5 juta, dan semester pertama 2024 sudah mencapai USD9,45 juta, menunjukkan potensi industri batik yang kuat, termasuk batik gedog Tuban.

Batik Gedog dan Sejarah Tuban

Batik Gedog khas Tuban memiliki sejarah panjang yang terkait erat dengan perkembangan budaya dan sejarah daerah tersebut. Batik ini pertama kali diperkenalkan oleh Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit. Pengaruh budaya Tiongkok sangat jelas terlihat dalam motif khasnya, terutama burung Hong, simbol kemegahan dan kemuliaan yang umum dalam seni tradisional Tiongkok.


Ketika batik ini masuk ke Tuban, Ki Jontro, salah satu pengikut Ronggolawe, seorang tokoh yang pernah memberontak terhadap Majapahit, mengadopsinya. Dalam persembunyiannya, Ki Jontro menciptakan pakaian untuk pasukan menggunakan kain tenun bermotif garis-garis sesuai alur benang. Setelah dipengaruhi oleh batik Lokcan yang dibawa Cheng Ho, Ki Jontro mulai membatik kain tenun tersebut dengan motif-motif khas.

- Advertisement -

Nama “gedog” berasal dari bunyi proses penenunan tradisional yang menghasilkan suara “gedog”. Pada masa Sunan Bonang, salah satu Wali Songo yang berpengaruh di Tuban, batik gedog semakin dikenal dan dipakai oleh para pengikutnya.


Hingga kini, beberapa batik peninggalan pengikut Sunan Bonang masih disimpan di Museum Kambang Putih di Tuban sebagai bagian dari warisan sejarah. Batik gedog menjadi simbol ketekunan dan keaslian budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi di Tuban.


Batik gedog dari Tuban memang memiliki keunikan yang membedakannya dari batik lain, terutama dalam hal corak motif, kelir (warna), dan teknik pewarnaannya. Salah satu perbedaan paling mendasar adalah pada bahan yang digunakan. Batik gedog menggunakan kain tenun sebagai material utamanya, bukan kain biasa seperti yang umum digunakan untuk batik dari daerah lain.

- Advertisement -

Kain tenun tersebut dibuat dari kapas yang ditanam di sekitar wilayah Tuban. Proses pembuatannya melibatkan pemintalan kapas menjadi benang, yang kemudian ditenun menggunakan alat tenun tradisional.


Alat tenun inilah yang menghasilkan kain dengan tekstur khas, yang kemudian dibatik dengan teknik dan motif tradisional. Keunikan bahan dan proses pembuatan ini memberikan batik gedog nilai tambah sebagai produk yang benar-benar berakar pada sumber daya lokal dan budaya tradisional Tuban.

Penulis : Widiatmiko

- Advertisement -
Share This Article