EKONOMPEDIA.COM-Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar, memiliki kebutuhan gandum yang sangat tinggi. Data menunjukkan bahwa impor gandum dan meslin Indonesia pada tahun 2023 mencapai angka yang cukup tinggi, mencapai 10,58 ribu ton dengan total nilai mencapai US$3,66 miliar. Namun, pertanyaan besar yang muncul adalah: apakah Indonesia bisa swasembada dalam produksi gandum?
Swasembada pangan adalah kemampuan sebuah negara dalam mengadakan sendiri kebutuhan pangan bagi masyarakat. Dalam konteks gandum, ini berarti bahwa Indonesia harus mampu memproduksi gandum dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Namun, realitasnya, gandum mudah ditanam, tetapi kurang berkembang karena harga produknya tidak kompetitif dibanding produk impor. Meski gandum bisa tumbuh baik di Indonesia, budidaya harus dalam skala industri agar harga produk bersaing.
Pakar dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Dr Djoko Murdono, telah lebih dari 20 tahun berkutat dengan tanaman ini. Menurutnya, setiap detail dalam budidaya gandum diteliti, karena akan menentukan harga jual produk akhirnya.
Namun, ada optimisme bahwa Indonesia bisa mencapai swasembada gandum. Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, optimistis Indonesia bisa menuju swasembada pangan pada 2026 mendatang. Salah satu upaya dilakukan dalam mencapai swasembada pangan adalah melalui pemanfaatan potensi lahan rawa.
Namun, tantangan masih ada. Untuk mencapai swasembada gandum, yang dibutuhkan saat ini adalah dukungan kebijakan dari pemerintah. Varietas telah tersedia, teknik dan teknologi terus dikembangkan, dan hasilnya terbukti cukup baik, terutama dalam skala industri.
Dengan kata lain, swasembada gandum bukanlah mimpi yang tidak mungkin dicapai. Namun, ini membutuhkan kerja keras, inovasi, dan dukungan kebijakan yang tepat. Mari kita dukung upaya ini dan berharap bahwa suatu hari, Indonesia bisa menjadi swasembada dalam produksi gandum.