EKONOMPEDIA.COM– Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, optimistis bahwa industri perikanan bisa menjadi mesin penggerak ekonomi Indonesia menuju pertumbuhan di atas 8%, seperti yang ditargetkan presiden terpilih Prabowo Subianto. Hal ini didukung dengan penerapan modeling Penangkapan Ikan Terukur (PIT).
“Kalau presiden terpilih misalnya ingin menaikkan pertumbuhan kita menjadi 8% misalnya di tahun-tahun yang ternyata sangat mudah dan sangat bisa karena potensi kita itu yang belum terkendali dengan baik itu di seluruh yang besar banyak sekali di sektor perikanan, kelautan perikanan banyak sekali,” kata Trenggono.
Trenggono juga mencontohkan bahwa optimalisasi satu komoditas kelautan sudah mampu untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia mencontohkannya dengan yang terjadi di Norwegia. Di sana, budi daya ikan salmon menjadi sumbangsih ekonomi nomor dua setelah minyak.
Namun, Trenggono tak memungkiri bahwa industri perikanan dan kelautan Indonesia menemui jalan penuh rintangan. Salah satunya, Indonesia masih kalah jauh dalam penerapan teknologi penangkapan ikan, di mana nelayan Indonesia kebanyakan masih menggunakan metode konvensional.
Meski begitu, ia optimistis Indonesia masih punya kesempatan untuk mendorong industri perikanannya. Salah satu upayanya ialah melalui implementasi modeling Penangkapan Ikan Terukur (PIT). Modeling PIT perdana diimplementasikan di dua wilayah zona 3 perikanan, antara lain Kota Tual dan Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.
Selain itu, ia juga punya cita-cita besar agar Indonesia suatu hari bisa punya bursa perikanan sendiri. Salah satu komoditas yang menurutnya dapat menjadi andalan ialah udang.
Dengan demikian, optimisme Trenggono ini menjadi semangat baru bagi industri perikanan Indonesia. Diharapkan, dengan berbagai upaya dan inovasi yang dilakukan, industri perikanan dapat menjadi pilar baru dalam perekonomian Indonesia dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8%.