Prediksi Perputaran Uang Lebaran Capai Rp92,3 Triliun

By Ekonompedia 2 Min Read
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM – Perputaran uang selama Lebaran 2023 diyakini akan mencapai Rp92,3 triliun menurut Dir ektur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), Sarman Simanjorang.

Angka ini diperoleh dari jumlah pemudik sebanyak 123,8 juta orang atau setara 30.752.000 keluarga. Sarman memprediksi setiap keluarga membawa uang rata-rata Rp3 juta, namun ia menyatakan bahwa masih mungkin untuk ada nominal uang yang diperoleh keluarga yang lebih besar dari Rp3 juta.

“Perputaran uang tersebut akan menyebar di sektor usaha transportasi darat, laut, dan udara. Kemudian sektor kuliner (pesawat), kuliner, hotel/penginapan, restoran, kafe, destinasi wisata, UKM makanan khas daerah, penjual souvenir,warung dan toko-toko di daerah,” kata Sarman lewat keterangan tertulis.

Sarman memperkirakan, perputaran uang selama Lebaran 2023 akan terutama terjadi di Pulau Jawa, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jogjakarta, Banten, dan Jabodetabek, dengan persentase sekitar 62,5 persen asumsi jumlah pemudik 77,3 juta orang atau setara 19.325.000 keluarga. Sedangkan sisanya akan menyebar ke Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

- Advertisement -

“Dengan potensi perputaran yang cukup besar tersebut dipastikan ekonomi daerah akan produktif dan bergairah,” ujar Sarman.

Menurut Sarman, perputaran uang selama Lebaran akan berdampak pada meningkatnya konsumsi rumah tangga dan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Oleh karena itu, dia berharap target pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 sebesar 5 persen dapat tercapai.

Dampak ekonomi lebaran ini juga diharapkan dapat dirasakan oleh pemerintah daerah melalui kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pajak hotel, restoran, kafe, retribusi masuk destinasi wisata, dan lain-lain. Untuk itu, Sarman berharap pemerintah daerah dapat membantu kelancaran arus mudik dan mencegah para pengusaha di daerah tujuan agar tidak menaikkan harga yang jor-joran yang membuat para pemudik enggan membelanjakan uangnya.

“Tarif masuk lokasi wisata, tarif hotel, harga makanan dan minuman, kami harap tidak mengalami kenaikan yang memberatkan konsumen. Pelaku usaha di daerah tujuan mudik harus menciptakan pelayanan yang berkesan dan menyenangkan,” ujar Sarman yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah.(red)

- Advertisement -
Share This Article