EKONOMPEDIA.COM-Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung petani di sekitar wilayah operasinya di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro.
Para petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rimba Tani menghadapi tantangan besar karena tidak mendapatkan akses pupuk bersubsidi, yang berdampak pada hasil panen mereka.
Untuk membantu para petani mengatasi masalah ini, PEPC mendukung pembentukan Koperasi Produsen Rimba Tani Sejahtera (Kombats). Melalui koperasi ini, 72 petani dibekali keterampilan untuk memproduksi pupuk organik, termasuk kompos dan pupuk cair, secara mandiri.
Hingga saat ini, koperasi tersebut telah memproduksi lebih dari 23,5 ton kompos, yang membantu para petani mengurangi biaya produksi hingga 75% dibandingkan dengan pola sebelumnya yang bergantung pada pupuk kimia.
General Manager PEPC Zona 12, Mefredi, ke lokasi program di Desa Bandungrejo, ia menekankan pentingnya memperkuat sinergi antara PEPC, ALAS Institute (mitra pemberdayaan masyarakat), Perhutani, dan para petani untuk memastikan manfaat program ini semakin meluas.
“Sebagai tetangga, kita kuatkan lagi sinergi dan kolaborasi ini agar manfaatnya semakin dirasakan,” ujar Mefredi dalam rilis yang diterima Ekonompedia.com dikutip pada 3 Oktober 2024.
Kolaborasi ini dapat semakin diperluas. Kunjungan ini juga memastikan bahwa program yang dijalankan memberikan manfaat yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat sekitar wilayah operasi.Selain program untuk petani hutan, PEPC juga mendukung berbagai program lainnya, seperti Bank Sampah Mandiri di Desa Sendangharjo, program pengurangan emisi karbon di SMPN 1 Ngasem, dan program kewirausahaan muda di Desa Bandungrejo yang berfokus pada budidaya ayam petelur.
Sebagai catatan Koperasi Produsen Rimba Tani Sejahtera menaungi 72 petani yang menggarap 56 hektar lahan hutan yang berbatasan langsung dengan pagar GPF JTB. Koperasi ini telah mampu memproduksi dan menjual tidak kurang dari 23,5 ton kompos.
Selain produksi pupuk kompos, para petani juga semakin mahir membuat pupuk organik cair yang mampu menekan biaya pertanian hingga 75 persen dibandingkan dengan pola sebelumnya. Diharapkan para petani semakin meningkatkan kinerjanya sehingga program dapat berjalan optimal dan hasilnya sesuai dengan harapan semua pihak.
Penulis : Widiatmiko