Pemerintah Akui Sulit Rayu Gen Z Beli Surat Utang Negara

2 Min Read
Pemerintah Akui Sulit Rayu Gen Z Beli Surat Utang Negara
Group of young people hanging out at the rooftop building
- Advertisement -

EKONOMPEDIA.COM– Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengakui bahwa mereka menghadapi tantangan besar dalam memikat Generasi Z (Gen Z) untuk berinvestasi dalam surat utang negara (SUN), khususnya melalui surat berharga negara (SBN) ritel.

Data terbaru menunjukkan bahwa hanya 2,3 persen dari total investor adalah Gen Z hingga April 2024, sementara pembeli SBN ritel dari kalangan Milenial mencapai 51 persen. Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, Deni Ridwan, mengungkapkan kesulitan ini dalam sebuah acara Media Briefing di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.

Ridwan menyoroti perilaku Gen Z yang rentan terhadap utang konsumtif, yang menurutnya membutuhkan upaya edukasi lebih lanjut. “Sekarang ini untuk Gen Z terlalu mudah untuk berutang, ya kan? Sekarang kalau kita beli di e-commerce langsung tawaran paylater, jadi lebih mudah untuk bayar melalui pinjaman dibandingkan dengan cash,” katanya.

Ridwan memperingatkan agar gaya hidup masyarakat tidak sepenuhnya bergantung pada pendapatan masa depan, dan lebih baik biaya hidup dibiayai melalui investasi dalam SBN ritel. Ia mengumumkan Kemenkeu resmi menawarkan savings bond ritel (SBR)-013, yakni SBR013T2 dengan tenor 2 tahun dan SBR013T4 yang jatuh tempo 4 tahun hingga 2028.

- Advertisement -

Rinciannya, SBR013T2 menawarkan kupon minimal 6,45 persen per tahun serta SBR013T4 sebesar 6,60 persen setiap tahunnya. Dengan adanya penawaran ini, diharapkan dapat menarik minat Gen Z untuk berinvestasi dalam surat utang negara.

Namun, di sisi lain, tantangan ini juga menjadi peluang bagi pemerintah untuk lebih intensif melakukan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya investasi bagi keuangan pribadi dan masa depan. Diharapkan, dengan adanya upaya ini, minat Gen Z untuk berinvestasi dalam surat utang negara dapat meningkat di masa mendatang.

- Advertisement -
Share This Article