EKONOMPEDIA.COM-Salak wedi, satu dari sekian varietas buah salak di Kabupaten Bojonegoro, tengah menunggu buah-buahan beridentitas. Salak yang tumbuh di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Bojonegoro ini, akan menjadi buah local yang dicatatkan di Kementerian Pertanian.
Sebelumnya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro sebelumnya telah mengajukan sampel salak Wedi ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian. Pengiriman sampel salak Wedi juga ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Jakarta.
Jauh hari sebelumnya, Tim dari Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro, mengambil sampel buah salak. Selanjutnya dilakukan karakterisasi salak Wedi oleh tim pada pertengahan Juni 2023 silam.
Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Imam Nurhamid Arief Arifien, proses masih berjalan. Di antaranya menunggusalak Wedi berbunga. “Kini sedang utk salak Wedi masih nunggu proses bunganya yg belum keluar sampai dengan saat ini,” ujar Imam pada Ekonomedia.com pada Jumat 6 September 2024 lalu.
Tim dari Pengawas Mutu Hasil Pertanian Subkor Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro sebelumnya, telah turun ke lapangan. Di antaranya melakukan observasi dan karakterisasi. Intinya memastikan bahwa salak wedi itu memang tanaman asli Bojonegoro dan belum ada yang mengakui.
Selain itu, tim peneliti juga menemui sejumlah petani salak Wedi. Juga mengambil sampel buah bersisik tersebut.
Data di Kecamatan Kapas, buah salak wedi, tak hanya tumbuh di Desa Wedi, tetapi juga menyebar di beberapa desa sekitarnya. Di antaranya di Desa Bendo, juga di Bangilan, Bakalan, juga di Tanjungharjo dan Tapelan.
Sebelumnya Ketua Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Karya Makmur Desa Wedi Nur Afandi, menyebutkan, areal tanam salak Desa Wedi, tumbuh di halaman rumah penduduk, bukan berADA khusus seperti di Perkebunan. Salak Wedi tumbuh di sekitar rumah, di halaman depan, samping dan belakang.”Harapan kami, lokasinya ditata, sehingga mirip sebuah kampung dengan aneka jenis salak,” tegasnya pada Ekonompedia.com, awal September 2024 lalu.
Data di BumDes Karya Makmur Desa Wedi, terdapat lahan kebun salak luas sekitar 60 hektare dan tersebar di 21 Rukun Tetangga di Desa Wedi. Lahan seluas itu dimiliki sekitar 800 Kepala Keluarga dari total 1300 Kepala Keluarga di Desa Wedi.
Menurut Nur Afandi, kebun salak Wedi juga jadi salah satu tambahan penghasilan warga desa. Sedangkan salak Wedi yang tumbuh, terdapat beberapa jenis salak yang enak rasanya. Seperti salak madu penjalin, juga salak kebo dan salak kerikil.
“Tiga varietas salak dari Desa Wedi ini, sudah lebih dari 80 tahun lamanya di tanam warga Desa Wedi,” imbuhnya.
Sebagai catatan, Desa Wedi sudah menjadi kawasan dengan trademark sebagai kampung salak yang bertahun-tahun. Diharapkan Desa Wedi akan tetap menjaga agar tanaman salak tidak punah.”Kami berkewajiban menjaga agar tidak punah,” tandasnya. Nur Afandi berharap, Desa Wedi, menjadi dengan berciri industri agrobisnis salak yang jadi identitas Kabupaten Bojonegoro.
Penulis : Widiatmiko