EKONOMPEDIA.COM-Indonesia sedang bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh, didorong oleh kebijakan hilirisasi dan stabilitas makroekonomi yang mantap. Pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, berfokus pada hilirisasi sumber daya alam sebagai strategi kunci untuk meningkatkan nilai tambah industri domestik. Hilirisasi, yang mengacu pada pengolahan bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau jadi sebelum diekspor, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada impor produk jadi.
Kebijakan ini bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi Indonesia dari eksportir bahan mentah menjadi produsen barang bernilai tinggi. Sektor pertambangan, perkebunan, dan perikanan telah menjadi fokus utama. Contoh konkret adalah industri nikel, di mana Indonesia kini menjadi pemain utama dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik global. Nilai ekspor nikel yang diproses diperkirakan meningkat signifikan, seiring dengan peningkatan investasi di sektor tersebut.
Menurut laporan Bank Dunia, kebijakan hilirisasi berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 0,5% per tahun. Dengan memproses bahan mentah di dalam negeri, Indonesia tidak hanya meningkatkan nilai ekspor, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memajukan industri manufaktur domestik. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa kebijakan hilirisasi dapat meningkatkan daya saing global Indonesia dan menjadikannya pusat manufaktur di Asia Tenggara.
Selain hilirisasi, stabilitas makroekonomi juga menjadi pilar utama dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan moneter yang prudent, seperti pengendalian inflasi dan stabilisasi nilai tukar, serta kebijakan fiskal yang responsif, seperti pengelolaan defisit anggaran dan utang publik, menjadi fokus utama pemerintah.
Bank Indonesia telah memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas harga dengan mengendalikan inflasi di kisaran target 3±1%. Upaya ini menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif bagi investasi dan konsumsi domestik. Selain itu, pemerintah terus berupaya menjaga defisit anggaran di bawah 3% dari PDB, sesuai dengan aturan fiskal yang berlaku.
Dengan kombinasi kebijakan hilirisasi dan stabilitas makroekonomi, Indonesia diharapkan mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dalam beberapa tahun mendatang. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5% pada tahun 2024, dengan potensi peningkatan lebih lanjut jika kebijakan ini dijalankan secara konsisten dan efektif.
Investasi asing di sektor manufaktur juga menunjukkan tren positif, mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Realisasi investasi di sektor kelautan dan perikanan, misalnya, mencapai Rp5,15 triliun hingga semester pertama 2024, sekitar 57,22% dari target tahunan.
Kebijakan hilirisasi dan stabilitas makroekonomi merupakan dua pilar utama yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level yang lebih tinggi. Dengan fokus pada peningkatan nilai tambah industri dan menjaga lingkungan ekonomi yang stabil, Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi utama di Asia Tenggara. Transformasi ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di kancah ekonomi global.