EKONOMPEDIA.COM-Bank of England (BoE) telah memberikan pandangan yang lebih positif terhadap prospek perekonomian Inggris. Ketua BoE, Andrew Bailey, mengatakan bahwa pihaknya perlu mendapatkan lebih banyak bukti bahwa inflasi Inggris telah melambat sebelum menurunkan suku bunga. Saat ini, suku bunga Inggris telah dipertahankan pada 5,25%. Namun, Bailey memperingatkan bahwa pemotongan suku bunga bukanlah suatu hal yang harus dilakukan dan bukan kesepakatan yang sudah final. Menurutnya, bulan Agustus atau September tampaknya merupakan waktu yang paling memungkinkan untuk pemangkasan suku bunga BoE, terutama jika inflasi Inggris turun sesuai perkiraan. Komite Kebijakan Moneter Inggris yang beranggotakan sembilan orang juga semakin dekat menuju penurunan suku bunga, dengan dua orang anggota yang memberikan suara untuk menurunkan suku bunga dan tujuh sisanya memilih untuk mempertahankannya.
Meskipun keputusan tentang kebijakan suku bunga oleh The Fed tidak langsung memengaruhi kebijakan suku bunga di Indonesia, dampaknya masih dapat dirasakan melalui beberapa saluran yang signifikan. Pertama, kebijakan suku bunga yang diambil oleh The Fed dapat mempengaruhi arus modal global, termasuk masuknya investasi ke Indonesia. Selain itu, kenaikan suku bunga The Fed juga dapat memengaruhi nilai tukar Rupiah dan biaya pinjaman bagi perusahaan yang sudah overleverage. Oleh karena itu, Indonesia perlu memantau perkembangan kebijakan suku bunga global dengan cermat untuk mengantisipasi dampaknya terhadap ekonomi domestik.