EKONOMPEDIA.COM-Dalam sebuah gejolak ekonomi yang tak terduga, harga emas Antam hari ini telah mencapai puncaknya, menorehkan angka yang belum pernah tercatat sebelumnya. Di Butik Emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas Antam ukuran 1-gram terbang tinggi mencapai Rp. 1.096.000 per batang. Ini bukan sekadar angka, melainkan sebuah simbol ketangguhan emas sebagai aset investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Kenaikan Harga Emas, Refleksi Ketidakstabilan Ekonomi
Kenaikan harga emas Antam ini sejalan dengan penguatan emas dunia yang naik tajam dan bahkan diprediksi akan tembus $2.500 per troy ons. Kondisi ini mencerminkan ketidakstabilan ekonomi yang dipicu oleh kolapsnya tiga bank besar di Amerika Serikat, yaitu Silvergate Bank, Signature Bank, dan Silicon Valley Bank (SVB). Krisis perbankan ini telah mengguncang kepercayaan investor dan mendorong mereka mencari aset safe haven, yang mana emas menjadi pilihan utama.
Analisis Ahli: Emas Akan Terus Melambung
Analis CMC Markets, Tina Teng, memperkirakan emas bisa menembus hingga level US$ 2.500-2.600 dalam waktu dekat. “Begitu The Fed melakukan pivot terhadap kebijakan suku bunganya maka emas akan terus melambung karena dolar AS akan tertekan,” tutur Teng. Prediksi ini bukan tanpa alasan, mengingat The Federal Reserve (The Fed) tetap menaikkan suku bunga sebesar 25 bps meskipun di tengah krisis perbankan.
Pembelian Emas oleh Bank Sentral Menjaga Harga
Pembelian emas oleh bank sentral juga berperan penting dalam menjaga harga emas. Pada tahun 2022, bank sentral membeli emas sebanyak 1.136 ton, yang merupakan rekor tertinggi dalam 11 tahun. “Pembelian emas oleh bank sentral akan menjaga harga emas tetap naik dalam jangka panjang,” ujar Randy Smallwood dari Wheaton Precious Metals.
Harga emas Antam yang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa bukan hanya sekadar fenomena pasar, melainkan cerminan dari dinamika ekonomi global yang penuh gejolak. Investasi emas tetap menjadi pilihan bijak di tengah ketidakpastian, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral dunia.